penanganan pada sengatan lebah - Diskusi Dokter

general_alomedika

Halo dok, bagaimana penatalaksanaan pasien dengan keluhan gatal dan bengkak hampir di seluruh tubuh setelah disengat lebah, tidak sesak, dan sedikit sakit...

Diskusi Dokter

  • Kembali ke komunitas
  • penanganan pada sengatan lebah

    Dibalas 20 Juli 2019, 06:43

    Halo dok, bagaimana penatalaksanaan pasien dengan keluhan gatal dan bengkak hampir di seluruh tubuh setelah disengat lebah, tidak sesak, dan sedikit sakit kepala,, terutama pada kondisi di tempat praktek dimana pasien tidak bisa diobservasi lanjut sebagaimana halnya pasien yang datang di UGD, sementara puskesmas jaraknya cukup jauh.

    TD : 120/70

    N : 102

    P: 22

    S : afebris,


    Status lokalis : 1 gigitan pada ujung jari jempol kanan, namun bengkak dan kemerahan hampir di seluruh tubuh.


    Bagaimana menentukan kondisi akan berlanjut menjadi syok anafilaktik atau tidak, jika pasien datang setengah jam setelah gigitan dengan kondisi dan tanda vital seperti di atas,, mohon sharingnya dok.

18 Juli 2019, 19:46
Halo Dok.. pada keadaan ini berpotensi terjadi kasus gawat darurat berupa syok anafilaktik.

Jadi pastikan dulu apakah pasien alami keadaan bahaya tsb. Jika ada maka berikan epinefrin 0.5 mg IM sembari dipasang infus dan oksigen untuk mengamankan ABC pada pasien.

Jika tidak ada kondisi tsb maka dapat diberikan difenhidramin 50 mg IM dan deksametason 5 mg IV.

Pasien dapat dipantau 1 hingga 2 jam utk pantau tanda2 vital pasien.
18 Juli 2019, 19:54
Pasien datang dengan keluhan seperti yg telah saya sebutkan dok, dengan ttv terlampir,,
Tidak ada keluhan sesak atau mual,namun merasa gatal dan panas, bengkak kemerahan seperti urtikaria merata hampir di seluruh tubuh, sementara gigitan hanya di 1 lokasi.

Pasien datang di praktek dok, pelayanan rawat jalan saja dan tidak tersedia obat2an injeksi.

Apakah setiap pasien dengan gigitan lebah perlu langsung di prefer ke puskesmas atau RS, mengingat di praktek hanya tersedia obat oral dan penanganan kasus emergensi tidak bisa dilakukan karna keterbatasan sarana prasarana?

18 Juli 2019, 19:54
Pasien datang dengan keluhan seperti yg telah saya sebutkan dok, dengan ttv terlampir,,
Tidak ada keluhan sesak atau mual,namun merasa gatal dan panas, bengkak kemerahan seperti urtikaria merata hampir di seluruh tubuh, sementara gigitan hanya di 1 lokasi.

Pasien datang di praktek dok, pelayanan rawat jalan saja dan tidak tersedia obat2an injeksi.

Apakah setiap pasien dengan gigitan lebah perlu langsung di prefer ke puskesmas atau RS, mengingat di praktek hanya tersedia obat oral dan penanganan kasus emergensi tidak bisa dilakukan karna keterbatasan sarana prasarana?

18 Juli 2019, 20:00
18 Juli 2019, 19:54
Pasien datang dengan keluhan seperti yg telah saya sebutkan dok, dengan ttv terlampir,,
Tidak ada keluhan sesak atau mual,namun merasa gatal dan panas, bengkak kemerahan seperti urtikaria merata hampir di seluruh tubuh, sementara gigitan hanya di 1 lokasi.

Pasien datang di praktek dok, pelayanan rawat jalan saja dan tidak tersedia obat2an injeksi.

Apakah setiap pasien dengan gigitan lebah perlu langsung di prefer ke puskesmas atau RS, mengingat di praktek hanya tersedia obat oral dan penanganan kasus emergensi tidak bisa dilakukan karna keterbatasan sarana prasarana?

baik Dok, jika memang tidak tersedia injeksi maka dapat diberikan sediaan oral. Selama tidak ada kasus gawat darurat maka tidak perlu dirujuk ke fasilitas yg lebih lanjut ya Dok.
18 Juli 2019, 20:05
Terima kasih sharingnya dok, sangat membantu.
18 Juli 2019, 20:05
Terima kasih sharingnya dok, sangat membantu.
19 Juli 2019, 13:12
18 Juli 2019, 20:05
Terima kasih sharingnya dok, sangat membantu.
sama2 ya Dok..
20 Juli 2019, 06:43
Alo Dok,

Gigitan lebah memang bisa menyebabkan urtikaria maupun syok anafilaktik. Pada pasien ini, saya kira masih berupa urtikaria generalisata krn belum ada tanda syok misalnya penurunan tekanan darah, sesak nafas, peningkatan nadi, muntah atau kram perut.

Utk penangananya mengikuti protap urtikaria : bisa digunakan antihitamin kombinasi dgn prednison oral.

Sumber referensi :
Panduan praktis klinis Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer (2014)