Pemeriksaan Hepatitis D - Patologi Klinik Ask the Expert - Diskusi Dokter

general_alomedika

ALO dr. Petty Atmadja, SpPKIjin bertanya dok.Kira-kira pemeriksaan yang accessible dilakukan di Indonesia untuk Hepatitis D, apa ya dok?Terimakasih dokter

Diskusi Dokter

14 Juni 2022, 16:09
dr.Petty Atmadja, Sp.PK
dr.Petty Atmadja, Sp.PK
Dokter Spesialis Patologi Klinik

Alo Dokter

Terimakasih atas pertanyaannya, saya mohon ijin mencoba menjawab.

Hepatitis D merupakan infeksi yang dapat terjadi secara global maupun endemik. Masa inkubasi Hepatitis D kurang lebih 2-8 minggu dengan gejala klinis berupa demam, sakit kepala, anoreksia, nausea, muntah, diare, nyeri abdomen, jaundice dll. Infeksi Hepatitis D dapat menjadi berat dan mengancam jiwa apabila terjadi pada anak-anak. Infeksi Hepatitis D dapat bersifat self-limiting atau dapat progresif menjadi hepatitis kronik. Transmisi Hepatitis D mirip dengan Hepatitis B, yaitu melalui pajanan terhadap darah dan cairan tubuh yang terinfeksi, jarum suntik, transfusi, atau hubungan seksual. Semua penderita Hepatitis B akut maupun kronik berpotensi menderita superinfeksi dengan Hepatitis D.

Virus Hepatitis D sendiri merupakan virus “tidak sempurna/lengkap” karena membutuhkan virus Hepatitis B untuk bereplikasi. Maka dari itu, hampir semua infeksi Hepatitis D merupakan co-infection pada pasien yang menderita Hepatitis B. Untuk pemeriksaan laboratorium tentunya diarahkan untuk mendiagnosis banding hepatitis.

Pemeriksaan pertama yang dapat dilakukan antara lain SGOT, SGPT, bila didapat peningkatan >1,5x batas atas normal, atau >500 IU/L (berdasarkan pedoman Kemenkes pada kasus kecurigaan pandemik hepatitis akut of unknown etiology saat ini).  Pemeriksaan diagnosis banding lain yang dapat dilakukan adalah konfirmasi infeksi Hepatitis B (HBsAg, anti-HBc IgM, HBeAg, HBV DNA), Hepatitis A (anti-HAV IgM), Hepatitis C (anti-HCV atau HCV RNA), atau Hepatitis E (anti-HEV IgM). Sedangkan untuk pemeriksaan konfirmasi Hepatitis D saat ini adalah anti-HDV IgM. Semua pemeriksaan ini dapat dilakukan di laboratorium pada umumnya, namun untuk pemeriksaan anti-HDV dan anti-HEV sepengetahuan saya  masih harus merujuk ke luar negeri melalui perantaraan laboratorium terkait (sesuai MoU masing-masing laboratorium/RS). Klinisi tidak usah khawatir mengenai hal ini, dan silahkan menghubungi/koordinasi terkait permintaan pemeriksaan tersebut ke laboratorium, nanti pihak laboratorium akan mengkonfirmasi apakah pemeriksaan tersebut dapat dikerjakan/dirujuk atau tidak. Diharapkan ke depannya akan ada pengadaan reagen pemeriksaan tersebut sehingga kita dapat mengerjakannya di Indonesia.

Terimakasih.

 Sumber:

1. https://doh.wa.gov/sites/default/files/legacy/Documents/5100//420-042-Guideline-HepatitisDE.pdf

2. https://www.researchgate.net/publication/322131248_Diagnosis_management_and_treatment_of_hepatitis_delta_virus_infection_Turkey_2017_Clinical_Practice_Guidelines