Konsul pasien suspek mood disorder dan bulimia nervosa? - Diskusi Dokter

general_alomedika

Alo dokter, ingin berbagi kasus psikiatri sekalian diskusi.Seorang pasien wanita 26 tahun merasa moodnya mudah sekali untuk berubah. Meski tidak setiap hari,...

Diskusi Dokter

  • Kembali ke komunitas
  • Konsul pasien suspek mood disorder dan bulimia nervosa?

    Dibalas 11 Mei 2019, 08:11
    Anonymous
    Anonymous
    Dokter Umum

    Alo dokter, ingin berbagi kasus psikiatri sekalian diskusi.

    Seorang pasien wanita 26 tahun merasa moodnya mudah sekali untuk berubah. Meski tidak setiap hari, kadang merasa cemas, over thinking, sensitif dan mudah marah, dan tanpa alasan bisa menangis sendiri. Hal ini sudah berlangsung kurang lebih 3 tahun. Pasien mudah merasa lelah dan kurang minat terhadap berbagai hal. Pasien mengaku (mungkin, karena pasien tidak pernah periksa ke psikiatri sebelumnya) memiliki eating disorder berupa bulimia sejak 5-6 tahun yg lalu. 1-2 tahun pertama, pasien mengaku memang sering berpuasa untuk menurunkan berat badan dan jika makan lebih dari 2 kali/hari, pasien akan sengaja memuntahkan makanan tersebut. Pasien mengaku bahwa semakin dia memuntahkan makan, semakin dia menginginkan makanan untuk kembali dimakan. Penggunaan laksatif disangkal tetapi beberapa kali mencoba untuk menggunakan obat-obatan untuk diet. Namun dalam 4 tahun terakhir frekuensi eating disorder sudah berkurang. Keinginan makan yang berlebih, kemudian merasa bersalah setelah makan dan memuntahkannya hanya muncul pada saat PMS dan tidak selalu terjadi. Tetapi selama PMS ini, ia merasa eating disordernya malah lebih parah.

    Yang saya ingin tanyakan,

    1. Apakah diagnosis pasien tersebut untuk mood disordernya sdh termasuk dystimia?

    2. Saya mendiagnosis riwayat eating disordernya dengan bulimia, tp apakah kasus px yg craving for food dan memuntahkan makanan hanya pada saat PMS dalam 4 tahun ini bisa dimasukkan dalam diagnosis bulimia juga?

    3. Apakah memang ada hubungannya bulimia menahun dengan kejadian mood disorder?

    Mohon pencerahannya

09 Mei 2019, 12:53
dr. Zuhrotun Ulya, Sp.KJ, M.H.
dr. Zuhrotun Ulya, Sp.KJ, M.H.
Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa
Alo dok!
Saya sependapat dgn TS sebelumnya mengenai jawaban pertanyaan & tautan link nya, namun terkait kondisi pasien dalam diskusi tersebut banyak hal yg harus digarisbawahi & membutuhkan kolateral data mengenai paparan kasus yg dokter sampaikan, diantaranya:

1. Benarkah yg disampaikan adalah demikian adanya? Sangat mungkin pasien menutup atau melebihkan gejala yg dialami, sarankan untuk melakukan pemeriksaan langsung pd psikiater, jangan menimbulkan praduga & asumsi 

2. Adakah perilaku self-harm yg dilakukan selain binge-eating & recurent inappropriate compensatory behavior?

Pada beberapa kasus gangguan mood terutama afektif bipolar overlap gejala dengan gangguan kepribadian ambang. Entah PMS atau tidak akan menunjukkan varian perilaku yg hampir sama. Barangkali bs dilengkapi dulu penggalian informasinya y dok. Terimakasih.

11 Mei 2019, 05:49
Nah ini dia Dok,  Saya sendiri sering menemukan pasien yang cenderung melebih-lebihkan ceritanya,  apalagi karena sekarang kesadaran akan adanya mental disorder meningkat,  mereka mengklaim bahwa mereka mengalami bipolar, atau lainnya,  langkah  terbaik adalah merujuk ke dokter psikiater agar jelas penyebab keluhannya apa. 
11 Mei 2019, 08:11
dr. Zuhrotun Ulya, Sp.KJ, M.H.
dr. Zuhrotun Ulya, Sp.KJ, M.H.
Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa
Iya dr. Nurul, tepat sekali. Kesadaran utk melek tekhnologi menjadikan masyarakat mencari2 sendiri kondisi yg dialami lalu mencocokkan & mendiagnosis diri sendiri 😊
10 Mei 2019, 23:20
dr.Anastasia Ratnawati Biromo, SpKJ
dr.Anastasia Ratnawati Biromo, SpKJ
Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa
Alo dok! Ijin ikut berdiskusi karena kasus ini sangat menarik,

Dalam membaca paparan dokter, ada satu keyword yang bolak balik menangkap mata saya, yaitu kemunculan gejala selama 4 tahun belakangan hanya terjadi saat PMS. Hal ini kemudian membuat saya memikirkan mengenai Pre Mestrual Dysphoric Disorder (PMDD)

PMDD sendiri merupakan bentuk yang berat dari PMS, dapat terjadi pada wanita usia subur, dan dipikirkan timbul karena adanya hipersensitivitas atau reaksi abnormal terhadap fluktuasi hormon. Pada PMDD jg dipikirkan ada penurunan hormon serotonin sehingga tentu saja dapat menyebabkan gejala-gejala depresi, mood iritabel bahkan sampai bisa ada bunuh diri, dan gangguan fungsi berat baik dalam aktivitas, pekerjaan, maupun relasi sosial. Individu dgn PMDD juga akan memiliki risiko yg lebih besar untuk menderita gangguan mood seperti depresi dan cemas. 

👉 https://www-hopkinsmedicine-org.cdn.ampproject.org/v/s/www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/premenstrual-dysphoric-disorder-pmdd?amp_js_v=a2&;_gsa=1&amp=true&usqp=mq331AQCCAE%3D#referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&_tf=From%20%251%24s&ampshare=https%3A%2F%2Fwww.hopkinsmedicine.org%2Fhealth%2Fconditions-and-diseases%2Fpremenstrual-dysphoric-disorder-pmdd">Pre-Menstrual Dysphoric Disorder 

Kalau mengenai bulimianya, saya setuju bahwa masih banyak data lain yg perlu dokter tanyakan seperti misalnya, apakah ada periode binge eating sebelum memuntahkan makanan. 
10 Mei 2019, 23:21
dr.Anastasia Ratnawati Biromo, SpKJ
dr.Anastasia Ratnawati Biromo, SpKJ
Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa
Maaf, berikut link yg benar

Pre-Menstrual Dysphoric Disorder
11 Mei 2019, 05:45
Sangat menarik pembahasannya Dok,  terimakasih.
08 Mei 2019, 09:55

Alo Dokter

Untuk penegakan diagnosis dari dystimia sendiri, kalau dari DSM-5 ditandai dengan adanya episode penurunan mood (depresi) hampir sepanjang hari (dari pengakuan pasien maupun dari hasil observasi orang lain) yang mendominasi keseharian pasien selama paling sedikit 2 tahun. Pada anak dan remaja, mood bisa menjadi irritable dengan durasi sekurangnya satu tahun. Ditandai juga dengan salah satu dari 2 gejala di bawah

- tidak nafsu makan atau overeating

- insomnia atau hypersomnia

- letih, lesu dan fatique

- rendahnya kepercayaan diri

- konsentrasi yang kurang dan kesulitan dalam pengambilan keputusan

- perasaan tidak ada harapan

--> (selengkapnya https://emedicine.medscape.com/article/290686-overview)    mungkin bisa lebih digali lagi, Dok apakah memang bisa memenuhi kriteria2 tersebut di atas, atau dirujuk ke Psikiater

(2) Mengenai kriteria bulimia, dari DSM-5 adalah episode binge eating diikuti dengan tindakan seperti self induced vomiting untuk mencegah kenaikan berat badan, setidaknya ada 1 kejadian dalam seminggu. (selengkapnya https://www.psychiatry.org/File%20Library/Psychiatrists/Practice/DSM/APA_DSM-5-Eating-Disorders.pdf)  

(2) Saya belum menemukan kaitan antara bulimia menahun dan mood disorders, tapi dari beberapa literatur saya menemukan kaitan antara bipolar dan eating disorder (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/15935230)  dan bahwa mood disorder teramati lebih banyak pada orang-orang yang mengalami eating disorder (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/26162282

CMIIW dan semoga bisa membantu, Dok...

 

 

 

 

 

11 Mei 2019, 05:46
Sangat menarik bahasannya Dok,  terimakasih.