Kapan Formula Asam Amino Perlu Diberikan

Oleh :
dr. Gisheila Ruth Anggitha

Kapan formula asam amino perlu diberikan adalah topik yang sering diperdebatkan. Pertimbangan sering muncul terkait efektivitasnya dalam memperbaiki gejala alergi dan mendukung pertumbuhan anak yang optimal.

Sekitar 6% anak-anak di dunia mengalami alergi makanan yang umumnya merupakan alergi susu sapi. Persentase ini masih mungkin meningkat dengan adanya data prevalensi alergi makanan yang mencapai 10% pada negara maju. Dampak alergi makanan patut dikhawatirkan karena dapat menyebabkan beban bermakna pada tumbuh kembang anak, finansial keluarga, serta sistem pelayanan kesehatan.[1,2]

shutterstock_779728177-min

Alergi Makanan pada Anak dan Peran Asam Amino

Alergi makanan, termasuk alergi susu sapi, dapat bermanifestasi dalam spektrum luas, mulai dari dermatitis atopik, gejala gastrointestinal, gejala pernapasan, hingga reaksi sistemik. Prinsip tata laksana alergi makanan adalah mengeliminasi sumber makanan yang mengandung alergen. Pada bayi dengan alergi susu sapi yang tidak mendapatkan ASI, alternatif susu pengganti yang dapat dipilih adalah formula hipoalergenik, yaitu formula hidrolisat ekstensif dan formula asam amino.[1-3]

Perhatian khusus perlu diberikan pada anak dengan alergi makanan karena jika diet hipoalergenik tidak diberikan secara adekuat, anak dapat mengalami kekurangan asupan mikronutrien dan makronutrien, terutama energi dan protein. Dalam jangka panjang, kondisi tersebut dapat menyebabkan malnutrisi.[1,2]

Lozinsky et al menyatakan bahwa keterlambatan manajemen alergi mengakibatkan stres pada orang tua, sehingga identifikasi pasien yang membutuhkan formula asam amino perlu dilakukan lebih dini. Beberapa literatur menelaah kondisi apa saja yang memerlukan formula asam amino, yang akan didiskusikan berikut ini.[4]

Alergi Susu Sapi Berat atau Tidak Responsif terhadap Formula Hidrolisat Ekstensif

Berbagai pedoman, seperti American Academy of Pediatrics (AAP), European Society for Paediatric Gastroenterology Hepatology and Nutrition (ESPGHAN), dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan formula asam amino sebagai manajemen alergi susu sapi yang berat. Sementara itu, formula hidrolisat ekstensif direkomendasikan sebagai lini pertama pada alergi susu sapi yang ringan hingga sedang.[2,5-7]

Beberapa studi melaporkan bahwa sekitar <10% anak dengan alergi susu sapi tidak mengalami resolusi gejala yang optimal setelah penggunaan formula hidrolisat ekstensif, meskipun telah mengonsumsi formula hidrolisat ekstensif dan mengeliminasi produk susu sapi secara ketat.[2,3,5,8]

Vanderhoof et al mengobservasi 30 bayi dengan alergi susu sapi yang mengonsumsi formula hidrolisat ekstensif setidaknya selama 2 minggu. Subjek penelitian ini memiliki riwayat penurunan berat badan dan minimal salah satu dari manifestasi alergi yang menetap, yaitu dermatitis atopik, feses berdarah, diare, ruam, dan muntah.[8]

Ditemukan bahwa penggantian dari formula hidrolisat ekstensif ke formula asam amino selama 12 minggu menghasilkan perbaikan klinis yang ditunjukkan melalui pengurangan insidensi dan perbaikan skor dermatitis atopik. Hasil studi ini mendukung efektivitas formula asam amino pada anak dengan alergi susu sapi yang tidak merespons terhadap formula hidrolisat ekstensif.[8]

Morais et al juga mengemukakan bahwa penggunaan formula asam amino sebagai diet eliminasi diagnostik sebelum uji provokasi oral dapat menghemat biaya dan meningkatkan jumlah hari tanpa gejala.[9]

Alergi Makanan Multipel

Kondisi alergi makanan multipel dikategorikan sebagai alergi makanan berat. Pada anak yang mengalami alergi makanan multipel tidak banyak pilihan nutrisi yang dapat dikonsumsi untuk menunjang tumbuh kembangnya. Dengan demikian, formula asam amino direkomendasikan untuk alergi makanan multipel.

Studi kohort yang dilakukan oleh Hill et al menyatakan bahwa penggunaan formula asam amino dapat memperbaiki keluhan pada anak-anak yang mengalami alergi terhadap formula hidrolisat ekstensif. Reaksi alergi terhadap formula hidrolisat ekstensif juga dilaporkan lebih sering terjadi pada anak-anak dengan alergi makanan multipel.[10,11]

Alergi Makanan dengan Faltering Growth

Walaupun beberapa studi terdahulu menunjukkan efek pertambahan berat badan yang serupa antara penggunaan formula hidrolisat ekstensif dan formula asam amino, studi terkini yang dilakukan oleh Vanderhoof et al menunjukkan bahwa terdapat pertambahan berat badan (perubahan +0,433 z score) dan perbaikan klinis yang signifikan pada anak dengan suspek alergi susu sapi yang mendapatkan formula asam amino selama 12 minggu.

Di samping itu, studi ini juga menunjukkan pertambahan tinggi badan pada anak yang mendapatkan formula asam amino. Penelitian lebih lanjut dibutuhkan untuk mengonfirmasinya.[8]

Di samping itu, kebanyakan pedoman alergi makanan yang ada saat ini mengelompokkan gangguan pertumbuhan sebagai manifestasi alergi yang berat. Meskipun begitu, masih terdapat perbedaan antara beberapa pedoman terkait rekomendasi formula untuk alergi makanan dengan faltering growth.

Pedoman dari Australia merekomendasikan formula hidrolisat ekstensif daripada formula isolat soya untuk alergi makanan dengan faltering growth, sedangkan ESPGHAN dan pedoman dari Inggris merekomendasikan formula asam amino.[2,10,12,13]

Alergi Makanan dengan Gejala Gastrointestinal Berat

Anak dengan reaksi alergi makanan yang berat dapat menunjukkan gejala gastrointestinal yang dimediasi oleh non-IgE, yaitu enterocolitis dan sindrom proctitis, yang sering mengakibatkan faltering growth.

Studi yang dilakukan oleh Hartog et al mengevaluasi efek imunomodulator formula asam amino pada anak dengan alergi makanan multipel. Hasil studi menunjukkan bahwa terdapat perbaikan mukosa usus dan peningkatan imunitas sel T pada penggunaan formula asam amino. Perubahan tersebut dinilai efektif dalam mengatasi keluhan pasien.[14]

Meta analisis yang dilakukan oleh Hill et al menyimpulkan bahwa formula asam amino menghasilkan perbaikan gejala dan pertumbuhan secara bermakna pada anak yang tidak dapat menoleransi formula hidrolisat ekstensif. Anak-anak tersebut lebih cenderung mengalami gejala selama mendapatkan ASI eksklusif, dermatitis atopik berat, refluks esofagitis, serta enterokolitis-proktitis yang diinduksi makanan dengan faltering growth.[11]

Studi yang dilakukan Nyankovsky et al juga mendapatkan bahwa formula asam amino berkaitan dengan pengurangan tingkat keparahan pada alergi makanan dengan manifestasi kulit dan gastrointestinal yang terlihat pada 82% kasus.[15]

Esofagitis Eosinofilik

Penggunaan formula asam amino dapat memperbaiki keluhan dan remisi histologis pada >90% bayi dengan esofagitis eosinofilik. Oleh karena itu, American Academy for Allergy, Asthma, & Immunology (AAAAI) menyarankan penggunaan formula asam amino sebagai lini pertama tata laksana esofagitis eosinofilik.[10,16]

Sebuah tinjauan yang dilakukan oleh Atwal et al pada 748 anak dengan esofagitis eosinofilik menyatakan bahwa penggunaan formula asam amino dapat mengurangi kadar eosinofil dan menghasilkan perbaikan gejala pada 75–100% anak. Formula asam amino juga lebih efektif daripada eliminasi diet yang hanya menghasilkan perbaikan 40–81%.[17]

Hingga saat ini, belum ada studi yang meneliti tentang efektivitas formula hidrolisat ekstensif dalam mengatasi gejala esofagitis eosinofilik.[10]

Keamanan Formula Asam Amino

Seiring dengan meningkatnya prevalensi alergi susu sapi, penggunaan formula asam amino juga diperkirakan kian meningkat. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui keamanan jangka panjang dari formula asam amino. Kebanyakan studi hanya mengevaluasi efektivitas formula asam amino dan masih sedikit studi yang berfokus pada keamanan jangka panjangnya.

Uji acak terkontrol yang dilakukan oleh Canani et al meneliti keamanan jangka panjang dari formula asam amino pada anak yang diduga kuat mengalami alergi susu sapi (21 anak), dan dibandingkan dengan anak yang diberikan formula hidrolisat ekstensif (19 anak).

Pada awal rekrutmen, didapatkan bahwa semua anak yang diikutkan memiliki berat badan di bawah z score. Setelah 12 bulan intervensi, ditemukan bahwa formula asam amino dan formula hidrolisat ekstensif sama-sama menghasilkan perubahan z score ke arah yang normal. Perubahan yang dihasilkan menunjukkan hasil yang serupa pada semua parameter yang diukur, yaitu berat badan berdasarkan umur dan tinggi badan berdasarkan umur. Selain itu, metabolisme protein juga dinilai normal pada kedua grup.

Hal ini mengindikasikan bahwa penggunaan formula asam amino dan formula hidrolisat ekstensif jangka panjang aman dan mampu menunjang pertumbuhan yang normal.[3]

Rekomendasi Asosiasi terkait Penggunaan Formula Asam Amino

ESPGHAN dan IDAI merekomendasikan penggunaan formula asam amino sebagai tata laksana lini pertama pada bayi dengan alergi susu sapi berat. Selain itu, penggunaan formula asam amino juga diberikan apabila anak tidak toleran atau tidak responsif terhadap formula hidrolisat ekstensif. ESPGHAN juga merekomendasikan penggunaan formula asam amino pada bayi dengan alergi makanan multipel.[2,6]

Kesimpulan

Beberapa studi telah menunjukkan bahwa formula asam amino dapat menghasilkan perbaikan klinis dan mendukung nutrisi optimal pada beberapa kondisi, yaitu alergi susu sapi berat, alergi susu sapi yang tidak responsif atau intoleransi terhadap formula hidrolisat ekstensif, dan alergi makanan yang disertai dengan faltering growth.

Formula asam amino juga telah direkomendasikan sebagai lini pertama dalam manajemen alergi susu sapi berat oleh berbagai pedoman, seperti AAP, ESPGHAN, dan IDAI.[2,6,7]

Sebuah studi juga menyatakan bahwa penggunaan asam amino jangka panjang aman dan dapat menunjang pertumbuhan yang normal. Penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih besar dan desain studi yang lebih baik yang menilai efektivitas dan keamanan jangka panjang formula asam amino perlu dilakukan untuk mengonfirmasi hal ini.

Referensi