Durasi Penggunaan Antibiotik pada Pielonefritis Akut

Oleh :
dr.Jualita Heidy Saputri, Sp.PD

Durasi penggunaan antibiotik pada pielonefritis akut atau acute pyelonephritis sangat penting untuk manajemen terapi yang optimal. Hal ini karena pielonefritis akut sering berpotensi menjadi infeksi serius. Sebagian besar pedoman saat ini merekomendasikan antibiotik selama 14 hari, tetapi durasi antibiotik yang lebih pendek (5‒7 hari) dapat sama atau lebih efektif, aman, dan hemat biaya.[1,2]

Sebagai bagian dari inisiatif untuk memastikan praktik medis mengikuti kedokteran berbasis bukti dan juga bertanggung jawab secara ekonomi, Italian Society of Internal Medicine (SIMI) meninjau durasi penggunaan antibiotik yang diperlukan untuk pielonefritis akut.[1,2]

Durasi Penggunaan Antibiotik pada Pielonefritis Akut-min

Pedoman Penggunaan Antibiotik pada Pielonefritis Akut

Pielonefritis akut paling sering merupakan penyakit infeksi bakteri serius yang mengenai parenkim ginjal, yang sering terjadi pada wanita muda sehat, bayi, dan orang tua. Sebelumnya, terapi pielonefritis adalah rawat inap dan pengobatan antibiotik intravena selama 2‒6 minggu. Bahkan, beberapa studi menunjukkan, penggunaan antibiotik β-laktam dapat memanjang hingga 21 hari.[3]

Durasi pengobatan yang lama tersebut didorong oleh adanya potensi keparahan infeksi, kebutuhan untuk rawat inap, dan kemungkinan kekambuhan. Namun, hal ini menyebabkan peningkatan prevalensi resistensi Enterobacteriaceae terhadap golongan fluoroquinolone, efek samping, dan biaya ekonomi, sehingga perlu dipertimbangkan penggunaan antibiotik jangka lebih pendek.[3,4]

Pengobatan Antibiotik Harus Segera Dimulai

Berbagai studi terkini menyimpulkan bahwa pengobatan antibiotik pada pielonefritis akut harus segera dimulai, dengan mempertimbangkan efektivitas, risiko efek samping, dan tingkat resistensi antibiotik di tempat pasien.[2]

Jenis dan durasi terapi antibiotik dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu usia, kelainan fungsional atau anatomis saluran kemih, komorbiditas (diabetes melitus, infeksi saluran kemih berulang), tingkat keparahan infeksi, dan hasil kultur. Faktor-faktor tersebut akan memengaruhi tingkat kesembuhan pasien.[2]

Rekomendasi Antibiotik untuk Pielonefritis Ringan - Sedang

Rekomendasi antibiotik untuk pielonefritis derajat ringan atau sedang tanpa komplikasi adalah:

  • Fluoroquinolone, seperti ciprofloxacin, levofloxacin, atau moxifloxacin, yang diberikan selama 5‒7 hari pada kondisi prevalensi resistensi uropatogen komunitas diketahui <10%
  • Sefalosporin oral generasi ketiga, seperti ceftriaxone atau cefotaxime, diberikan 7‒10 hari
  • Cotrimoxazole, yang terdiri dari trimethoprim dan sulfametoksazol, dapat diberikan 10‒14 hari

  • Penisilin dapat diberikan selama 10‒14 hari[2,4]

Rekomendasi Antibiotik untuk Pielonefritis Berat tanpa Komplikasi

Pada kasus pielonefritis berat tanpa komplikasi disarankan penggunaan antibiotik selama 1‒2 minggu. Namun, rekomendasi ini belum didukung oleh bukti dan konsensus ilmiah tentang keefektifan pengobatan antibiotik jangka pendek dibandingkan dengan jangka panjang.[2,4]

Rekomendasi Antibiotik untuk Pielonefritis dengan Komplikasi

Pielonefritis paling sering disebabkan oleh bakteri Escherichia coli. Etiologi pielonefritis oleh bakteri lain lebih berisiko menyebabkan komplikasi, misalnya Staphylococcus saprophyticus.[9]

Beberapa faktor risiko pielonefritis dengan komplikasi lainnya adalah bayi dan lansia (>60 tahun), atau pasien dengan abnormalitas anatomi atau fungsional. Penyakit polikistik ginjal, ginjal tapal kuda, kateter ganda, ureterocele, dan refluks vesikoureter dapat meningkatkan risiko terjadinya pyelonephritis.[9]

Pada kasus pielonefritis dengan komplikasi, antibiotik digunakan lebih lama, yaitu 2 minggu. Ketentuan ini juga berlaku untuk kasus resistensi antibiotik. Hal ini dikaitkan dengan upaya mengurangi angka kekambuhan.[4]

Penelitian Perbandingan Durasi Pendek Vs Panjang Pemberian Antibiotik pada Pielonefritis Akut

Meta analisis oleh Russo et al (2020) mendapatkan  lama pengobatan antibiotik jangka pendek (<7 hari) sama efektif dengan pengobatan jangka panjang (7‒14 hari), untuk keberhasilan mikrobiologi dan klinis dalam pengobatan pielonefritis akut tanpa komplikasi.[2]

Penelitian ini mempertimbangkan kegagalan klinis yaitu gejala infeksi saluran kemih belum membaik, dan kegagalan mikrobiologis yaitu kultur urine positif pada akhir terapi. Uji klinis yang dianalisis melibatkan pasien rawat inap dan rawat jalan, 80% perempuan, tingkat keparahan dan etiologi yang berbeda, serta regimen antibiotik yang berbeda.[2]

Meta analisis oleh Berti et al (2018) menemukan bahwa penggunaan antibiotik jangka pendek (4‒14 hari) dan jangka panjang (7‒42 hari) tidak ditemukan perbedaan yang signifikan terhadap kesembuhan secara klinis dan mikrobiologis. Selain itu, juga tidak didapatkan relaps klinis dan reinfeksi yang signifikan antara kedua kelompok tersebut.[6]

Insidensi efek samping relaps dan rekurensi akibat bakteri lain yang sama pada kedua kelompok pengobatan antibiotik jangka pendek dan jangka panjang. Perbedaan yang signifikan ada pada rekurensi infeksi dengan organisme yang sama dalam 4‒6 minggu setelah akhir pengobatan, yaitu lebih tinggi pada kelompok pengobatan jangka pendek.[6]

Penelitian pada Anak

Fox et al (2020) melakukan perbandingan outcome secara klinis pada 791 anak, usia 6 bulan hingga 18 tahun, dengan pielonefritis tanpa komplikasi. Penelitian ini dilakukan secara observasional dan retrospektif, yang melibatkan 5 rumah sakit di Maryland Amerika Serikat, sejak 1 Juli 2016 hingga 1 Oktober 2018. Antibiotik diberikan dalam jangka pendek (6‒9 hari) dan jangka panjang (>10 hari).[7]

Penelitian ini mendapatkan kegagalan terapi pada antibiotik jangka pendek sebesar 11,2%, dibandingkan dengan antibiotik jangka panjang sebesar 9,4%. Selain itu, tidak ada perbedaan signifikan terhadap resistensi antibiotik jangka pendek dan panjang dalam 30 hari (40% vs 64%). Kesimpulan penelitian adalah terapi antibiotik jangka pendek sama efektifnya dengan pengobatan jangka panjang, untuk anak dengan pielonefritis tanpa komplikasi.[7]

Penelitian pada Wanita

Sandberget al (2012) melakukan uji acak untuk membandingkan efikasi ciprofloxacin pemberian 7 hari dengan 14 hari, pada wanita dengan pielonefritis akut. Uji prospektif ini dilakukan di 21 pusat penyakit menular di Swedia, dan melibatkan 248 wanita berusia ≥18 tahun, tidak hamil, dan didiagnosis pielonefritis akut.  Secara acak, 126 subjek diberikan peroral ciprofloxacin 500 mg 2 kali/hari selama 7 hari, dan 122 subjek selama 14 hari.[8]

Penyembuhan klinis jangka pendek terjadi pada 71 subjek (97%) di kelompok 7 hari, dan 80 subjek (96%) di kelompok yang dirawat selama 14 hari. Selanjutnya, efikasi kumulatif pada tindak lanjut jangka panjang adalah 93% pada masing-masing kelompok (p=0·015). Selain itu, tidak ada subjek yang mengalami infeksi kandidiasis mukosa setelah minggu pertama terapi, versus 5 subjek yang dirawat selama 14 hari.[8]

Hasil uji menunjukkan bahwa pielonefritis akut pada wanita, termasuk wanita yang lebih tua dan wanita dengan infeksi lebih parah, dapat diobati secara baik dan aman dengan ciprofloxacin peroral selama 7 hari.[8]

Rekomendasi European Association of Urology Tahun 2022

Pedoman European Association of Urology (EAoU) tahun 2022  konsisten dengan pendekatan antibiotik jangka pendek untuk pielonefritiis tanpa komplikasi pada pasien yang tidak dalam kelompok risiko tinggi. EAoU merekomendasikan pengobatan antibiotik peroral  dalam jangka pendek, untuk pasien dengan kepatuhan yang baik.[5]

Pada kasus pielonefritis dengan komplikasi atau rekurensi yang tinggi, maka penggunaan antibiotik dapat diperpanjang hingga 4‒6 minggu, sesuai hasil kultur atau peta resistensi kuman lokal. Pada pasien yang awalnya menerima antibiotik secara intravena, jika sudah dapat memenuhi asupan gizi dan cairan peroral, maka antibiotik intravena dapat diganti dengan antibiotik peroral.[5]

Fluoroquinolone dan sefalosporin generasi ketiga merupakan pilihan pertama untuk kasus pielonefritis tanpa komplikasi. Sementara, carbapenem (misalnya doripenem atau  meropenem) dan ceftazidime hanya digunakan jika ditemukan resistensi antibiotik.[5]

Kesimpulan

Penggunaan antibiotik jangka pendek berdasarkan bukti efikasi dan keamanan pada kasus pielonefritis akut tanpa komplikasi, yang tidak terkait dengan kegagalan klinis atau mikrobiologis. Antibiotik jangka pendek dalam 7 hari dapat memberikan beberapa keuntungan, yaitu kepatuhan berobat yang lebih terjamin, risiko efek samping yang lebih rendah, resistensi antibiotik yang lebih dapat dicegah, dan biaya yang lebih ekonomis.

Antibiotik pilihan pada terapi antibiotik jangka pendek adalah fluoroquinolone (5‒7 hari) dan trimethoprim-sulfamethoxazole (14 hari).

Referensi