Pendahuluan Multiple Myeloma
Penyakit multiple myeloma merupakan penyakit keganasan sel plasma. Karakteristiknya berupa peningkatan abnormal paraprotein monoklonal (monoclonal immunoglobulin/protein M(myeloma)).[1,2]
Tata laksana dari multiple myeloma tergantung dari kelayakan pasien menjalani transplantasi. Pasien yang layak menjalani transplantasi akan menerima terapi yang bertujuan untuk mempersiapkan tubuh pasien agar dapat menerima transplantasi sel punca. Sedangkan pada pasien yang tidak layak menjalani transplantasi, terapi yang diberikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup serta harapan hidup pasien.[2,3]
Penyakit ini dilaporkan pertama kali tahun 1844 oleh Solly dan disusul pula dengan laporan kasus pasien bernama Thomas Alexander McBean oleh Henry Bence Jones yang menemukan protein abnormal dalam urin pasien, sejak saat itu laporan kasus multiple myeloma terus bertambah di seluruh dunia. Keluhan utama pasien multiple myeloma adalah nyeri tulang yang disertai dengan anemia, cepat lelah, hiperkalsemia dan ditemukan protein M pada darah maupun urin pasien.[1-4]
Prognosis penyakit ini sangat bergantung pada tingkat staging penyakit dan komplikasi yang terjadi. Angka harapan hidup rata-rata pasien multiple myeloma adalah 6 tahun. Sedangkan angka harapan hidup pasien dalam 5 tahun saat ini telah jauh meningkat dibanding dahulu yaitu menjadi 48,5% dari sebelumnya hanya 35% saja terutama pada pasien usia lebih dari 75 tahun. Pada pasien yang dapat menerima terapi sel punca, angka harapan hidup dalam 4 tahun dapat mencapai 80 %.[5]
Faktor yang mempengaruhi prognosis berdasarkan staging durie-salmon yaitu kadar hemoglobin, kadar protein M, kadar kalsium dan ada tidaknya lesi tulang.[6]