Terapi endoskopik merupakan pilihan non-invasif untuk penanganan kista atau sinus pilonidal. Kista dan sinus pilonidal merupakan lesi peradangan pada jaringan lunak yang hampir selalu terjadi di celah bokong. Meskipun penyakit ini bersifat jinak, tingkat rekurensi yang tinggi menyebabkan masih terus dilakukan studi untuk menentukan pendekatan terapi terbaik.[1,2]
Berbagai macam teknik operasi dengan penutupan luka primer maupun sekunder telah banyak diteliti dan dianjurkan untuk penanganan sinus pilonidal. Meski demikian, masalah yang sama ditemui pada seluruh teknik operasi tersebut, yakni waktu penyembuhan yang lama dan tingkat rekurensi yang tinggi.
Selanjutnya, teknik minimal invasif mulai diperkenalkan untuk terapi sinus pilonidal dan pendekatan endoskopik (EPSiT) menjadi salah satunya. Sejak pertama kali diperkenalkan, EPSiT semakin mendapatkan banyak perhatian dari ahli bedah karena keuntungan dalam hal nyeri pasca operasi, hasil estetik yang lebih baik, angka infeksi yang rendah, dan angka rekurensi jangka panjang yang lebih rendah.[1-3]
Peran Terapi Endoskopik dalam Penanganan Kista dan Sinus Pilonidal
Terapi endoskopi untuk sinus pilonidal (EPSiT) banyak disukai karena dianggap unggul dalam hal tolerabilitas pasien, aspek estetika yang lebih baik, dan angka rekurensi yang lebih rendah. Bila dibandingkan dengan teknik minimal invasif lain, EPSiT memiliki angka komplikasi dan rekurensi yang setara tetapi memiliki keunggulan bila dibandingkan teknik operasi tradisional. Waktu pasien untuk dapat kembali beraktivitas juga dilaporkan lebih baik dibandingkan teknik operasi tradisional.[1-3]
Dalam hal keamanan, studi menunjukkan bahwa EPSiT memiliki waktu operasi yang lebih pendek dan angka infeksi dan rekurensi yang lebih rendah bila dibandingkan dengan teknik Bascom. Di sisi lain, dengan penggunaan EPSiT maka debris dan rambut yang perlu dibersihkan dalam proses operasi dapat tervisualisasi secara langsung. Hal tersebut sangat penting dalam membantu pemulihan dan penyembuhan luka yang lebih cepat.[3-5,8]
Prosedur Teknik Endoskopi dalam Penanganan Sinus Pilonidal
EPSiT dilakukan dengan bantuan endoskopi dan dimulai dengan sayatan kecil di area yang terkena sinus pilonidal untuk memungkinkan pengenalan dan penempatan endoskop. Selama prosedur EPSiT, tujuan utama adalah membersihkan dan mengeluarkan semua rambut, jaringan parut, dan bahan lain yang dapat menyebabkan atau memperburuk kondisi sinus pilonidal. Setelah membersihkan area tersebut, prosedur lain mungkin dilakukan, seperti pembentukan saluran untuk memfasilitasi drainase dan mencegah terbentuknya kembali sinus pilonidal.
Perbedaan antara EPSiT dan terapi laser dapat terletak pada pendekatan perawatannya. Terapi laser pada sinus pilonidal, umumnya melibatkan penggunaan sinar laser untuk membersihkan dan mempromosikan penyembuhan luka. Meskipun keduanya termasuk dalam pendekatan minimal invasif, teknik dan instrumen yang digunakan berbeda.
Di sisi lain, teknik Bascom melibatkan eksisi jaringan yang terkena secara langsung dan penjahitan lapis demi lapis, berbeda dengan EPSiT yang berfokus pada pendekatan endoskopik tanpa membuat sayatan besar. EPSiT memungkinkan visibilitas yang lebih baik dalam sinus pilonidal, meminimalkan trauma pada jaringan sekitarnya, dan dapat menghasilkan waktu pemulihan yang lebih cepat.[3-6]
Basis Bukti Efikasi Terapi Endoskopik dalam Penanganan Kista dan Sinus Pilonidal
Sebuah penelitian menginvestigasi efikasi EPSiT dibandingkan dengan pendekatan tradisional terbuka dalam penanganan sinus pilonidal. Studi dilakukan sebagai studi retrospektif dari tahun 2019 hingga 2022 untuk EPSiT dan 2002 hingga 2022 untuk prosedur terbuka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa EPSiT terkait dengan waktu operasi yang lebih singkat, durasi perawatan di rumah sakit yang lebih pendek, waktu penyembuhan yang lebih cepat, dan tingkat kekambuhan yang lebih rendah.[1]
Hasil serupa ditemukan dalam studi retrospektif lain yang mengevaluasi hasil jangka pendek dari EPSiT pada kelompok usia pediatrik. Studi yang hanya melibatkan 29 pasien ini menunjukkan bahwa EPSiT merupakan prosedur minimal invasif yang mudah diterapkan, tanpa rasa nyeri berlebihan, dengan waktu tinggal di rumah sakit yang singkat, dan pemulihan cepat untuk aktivitas harian rutin. EPSiT juga efektif pada kasus yang mengalami kekambuhan setelah prosedur EPSiT sebelumnya dan metode pengobatan sinus pilonidal lain.[4]
Terapi Endoskopik V Terapi Laser
Sebuah studi membandingkan EPSiT dengan Sinus Laser Therapy (SiLaT). Studi retrospektif yang melibatkan sebanyak 73 pasien yang menjalani EPSIT atau SiLaT ini menunjukkan bahwa kedua metode memiliki tingkat komplikasi yang serupa. Waktu operasi rata-rata, waktu penyembuhan total luka, dan waktu kembali ke aktivitas harian total tidak berbeda bermakna antar kedua kelompok. Meski begitu, pasien yang menjalani EPSIT memerlukan durasi penggunaan analgesik yang lebih singkat.[6]
Studi lain mengevaluasi luaran klinis dari kombinasi perawatan sinus pilonidal dengan laser dan endoskopi, serta membandingkannya dengan kombinasi perawatan sinus pilonidal dengan fenol, kauterisasi, dan endoskopi. Penelitian retrospektif terhadap 42 pasien ini menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan antara kedua kelompok dalam hal waktu pemulihan, kemampuan berjalan tanpa nyeri, dan tingkat kekambuhan.[7]
Makna Klinis
Berbagai studi yang tersedia menunjukkan bahwa EPSiT merupakan pilihan terapi invasif minimal yang efektif untuk menangani sinus pilonidal. Teknik endoskopik memiliki kelebihan berupa lama tindakan yang lebih singkat, kontrol nyeri yang lebih baik, luaran estetika lebih baik, dan pemulihan yang cepat dibandingkan dengan pembedahan tradisional. Meski demikian, perlu dicatat bahwa studi yang tersedia merupakan studi retrospektif dengan sampel yang kecil.[1,4,6-9]
Indikasi Terapi Endoskopik dalam Penanganan Kista dan Sinus Pilonidal
EPSiT dapat dilakukan pada kasus-kasus primer maupun sekunder sehingga sebenarnya tidak ada indikasi khusus untuk dilakukannya EPSiT pada sinus pilonidal. Indikasi dilakukan EPSiT pada kasus sinus pilonidal sama dengan indikasi dilakukannya tindakan bedah pada sinus pilonidal secara umum.
Secara umum, indikasi utama dilakukannya intervensi medis pada kasus sinus pilonidal adalah nyeri dan rasa tidak nyaman pada pasien. Sementara itu, pada pasien yang tidak memiliki gejala, maka tindakan operatif dapat ditunda.[4,10]
Kesimpulan
Terapi endoskopik merupakan salah satu tindakan invasif minimal yang dapat dipilih dalam manajemen sinus pilonidal. Bukti terbatas menunjukkan bahwa teknik endoskopik memiliki efikasi yang lebih baik dibandingkan bedah tradisional. Selain itu, teknik ini menawarkan kelebihan berupa durasi operasi yang lebih singkat, luaran estetik lebih baik, tingkat nyeri yang lebih rendah, dan penyembuhan yang lebih cepat. Meski begitu, karena studi yang ada kebanyakan masih berupa studi retrospektif dengan jumlah sampel kecil, masih diperlukan studi lebih lanjut dengan kualitas bukti lebih kuat.