Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Penatalaksanaan Appendicitis yogi 2022-02-10T11:47:16+07:00 2022-02-10T11:47:16+07:00
Appendicitis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Appendicitis

Oleh :
dr. Erika Gracia
Share To Social Media:

Tujuan penatalaksanaan appendicitis adalah meredakan gejala akut dengan efek samping seminimal mungkin; serta memilih penatalaksanaan yang sebisa mungkin tidak invasif. Namun, pada kasus dimana harus dilakukan tindakan bedah, maka tujuan tata laksana tambahan adalah pencegahan komplikasi, misalnya infeksi luka; dengan lama rawat sependek mungkin dan pasien dapat menjalani aktivitas normal secepat mungkin.[10,11]

Penatalaksanaan definitif appendicitis adalah dengan apendiktomi. Sebelum dilakukan tindakan apendiktomi, pasien dapat diberikan resusitasi cairan, analgesik, dan antibiotik intravena.[1]

Terapi Suportif

Pada instalasi gawat darurat, klinisi perlu mengevaluasi pasien dengan keluhan nyeri perut secara cepat dan tepat. Pada pasien dengan kecurigaan appendicitis, tata laksana secara oral perlu dihindari. Pemasangan akses intravena (IV) dan resusitasi cairan perlu diberikan pada pasien dengan memperhitungkan defisit cairan dan kebutuhan pemeliharaan, terutama pada pasien yang disertai gejala klinis dehidrasi atau septisemia.[3,6]

Pemberian analgesik dan antiemetik dapat dipertimbangkan sesuai dengan kebutuhan pasien. Walaupun terdapat kontroversi sebelumnya mengenai pemberian analgesik yang dapat menutupi gejala nyeri perut, tidak ditemukan bukti ilmiah yang memadai untuk mendukung penundaan analgesik. Suatu meta-analisis dari 9 uji klinis acak terkontrol menyatakan bahwa pemberian opioid tidak meningkatkan risiko penundaan pembedahan.

Paracetamol dan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) dapat dipertimbangkan sebagai manajemen nyeri pada pasien dengan kecurigaan appendicitis, terutama pada pasien yang memiliki kontraindikasi opioid.[1,6]

Pembedahan

Apendektomi yang dilakukan dengan laparoskopi dan laparotomi merupakan manajemen standar appendicitis. Kedua prosedur tersebut merupakan operasi rutin dengan risiko cukup rendah. Morbiditas dan mortalitas terutama ditentukan oleh tingkat keparahan penyakit itu sendiri.

Jenis Pembedahan

Pendekatan laparoskopi daripada pendekatan terbuka dianjurkan dalam pengobatan appendicitis pasien dewasa maupun anak-anak. Berbagai studi, termasuk suatu penelitian meta analisis membandingkan apendektomi laparoskopi dan laparotomi pada dewasa dan anak-anak. Apendektomi laparoskopi memiliki insidensi infeksi luka lebih rendah, komplikasi postoperasi yang lebih sedikit, dan durasi rawat inap lebih singkat, namun membutuhkan waktu operasi yang lebih lama.[1,4,23]

Waktu Pembedahan

Waktu terbaik melakukan apendektomi masih menjadi kontroversi. Dahulu, setiap appendicitis dianggap berkembang menjadi perforasi dan gangren, sehingga pembedahan dilakukan sesegera mungkin. Namun, saat ini, terdapat bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa pada appendicitis tanpa komplikasi, penundaan 12-24 jam pembedahan tidak meningkatkan risiko perforasi jika pemberian antibiotik segera dimulai. Namun, menunda apendektomi selama >48 jam dikaitkan dengan peningkatan infeksi luka operasi dan komplikasi lain.[23,24]

Pada pasien dengan appendicitis komplikata, waktu terbaik melakukan pembedahan tergantung pada kondisi klinis pasien. Pada pasien yang nampak sakit berat, disertai tanda perforasi atau peritonitis, apendektomi emergensi harus dilakukan. Pada pasien yang tidak stabil secara hemodinamik, dapat dilakukan resusitasi dan stabilisasi preoperatif terlebih dulu.

Pada pasien appendicitis komplikata yang stabil dan tidak mengalami perforasi, atau pada pasien dengan abses apendiks dan phlegmon, terapi inisial yang dipilih umumnya adalah terapi nonbedah. Jika gagal, barulah dilakukan apendektomi.[19]

Perawatan Pre dan Post Operatif

Antibiotik preoperatif perlu diberikan untuk mengurangi risiko infeksi postoperasi. Pasien yang dirawat di rumah sakit pada malam hari yang apendiktominya ditunda hingga pagi hari, harus diberikan antibiotik intravena sesegera mungkin.

Antibiotik spektrum luas yang mencakup gram negatif dan anaerobik perlu dipertimbangkan. Kombinasi cefazolin dan metronidazole atau amoxicillin klavulanat dapat dipertimbangkan. Sebagai alternatif, dosis tunggal 2 gram cefoxitin atau cefotetan juga dapat diberikan secara intravena. Pasien yang memiliki alergi terhadap peniciillin dapat diberikan clindamycin dan satu dari ciprofloxacin, levofloxacin, atau gentamicin.[23]

Post operatif, pengobatan awal dengan antibiotik IV secara signifikan mengurangi infeksi luka dan pembentukan abses intraabdomen pada pasien dengan appendicitis gangren atau perforasi dibandingkan tanpa pengobatan. Namun, untuk pasien dengan appendicitis tanpa komplikasi, antibiotik post operatif  tidak diperlukan.

Cairan oral dapat diberikan segera setelah pasien bangun. Diet dapat ditingkatkan menjadi makanan padat sesuai toleransi.[3,6,23]

Perawatan Satu Hari

Bukti menunjukkan bahwa pasien yang menjalani laparoskopi apendektomi dengan appendicitis dini dapat dipulangkan pada hari yang sama operasi tanpa peningkatan komplikasi, kunjungan kembali mendesak, atau readmisi bila dibandingkan dengan rawat inap semalam.[25,26]

Manajemen Konservatif Appendicitis dengan Antibiotik

Beberapa uji klinis dalam 20 tahun terakhir mengindikasikan bahwa manajemen konservatif appendicitis dengan antibiotik merupakan opsi yang layak dipertimbangkan pada pasien yang tidak dapat menjalani tindakan operatif. Sebuah publikasi tahun 2021 di NEJM menantang rekomendasi sebelumnya untuk mengusulkan antibiotik sebagai alternatif noninferior pada apendisitis tanpa komplikasi. Dalam uji klinis CODA, dilaporkan bahwa status kesehatan umum 30 hari pasien yang diobati dengan antibiotik tidak lebih rendah dari kelompok apendektomi, ketika hanya 29% pasien yang memerlukan apendektomi dalam waktu 3 bulan.

Tindak lanjut yang lebih lama dari 1-4 tahun mengungkapkan tingginya tingkat apendektomi berikutnya, yaitu 40% pada satu tahun, 46% pada 2 tahun, dan 49% pada 3-4 tahun. Mengingat tingginya angka apendektomi, pembedahan untuk appendicitis tanpa komplikasi dapat menjadi terapi pilihan, sementara terapi antibiotik dapat disediakan untuk mereka yang tidak layak atau menolak pembedahan.[21,27]

Uji klinis CODA, pada pasien dewasa dengan appendicitis non komplikata, melaporkan adanya resolusi pada 73% pasien. Dalam studi ini, pasien mendapat ertapenem 1 g per hari secara intravena selama 3 hari; dilanjutkan kombinasi levofloxacin 500 mg per hari dan metronidazole 3 kali 500 mg per hari selama 7 hari.[1,20,21]

 

 

 

Penulis pertama oleh: dr. DrRiawati MMedPH

Referensi

1. Snyder MJ, Guthrie M, Cagle S. Acute Appendicitis: Efficient Diagnosis and Management. Am Fam Physician. 2018 Jul 1;98(1):25–33.
3. Stringer MD. Acute appendicitis. J Paediatr Child Health. 2017;53(11):1071–6.
4. Kumar S, Jalan A, Patowary BN, Shrestha S. Laparoscopic Appendectomy Versus Open Appendectomy for Acute Appendicitis: A Prospective Comparative Study. Kathmandu Univ Med J KUMJ. 2016 Sep;14(55):244–8.
6. Craig S. Appendicitis: Practice Essentials, Background, Anatomy. Medscape, 2021. https://emedicine.medscape.com/article/773895-overview#a1
10. D'Souza N, Nugent K. Appendicitis. BMJ Clin Evid. 2014;2014:0408. Published 2014 Dec 8.
11. Krzyzak M, Mulrooney SM. Acute Appendicitis Review: Background, Epidemiology, Diagnosis, and Treatment. Cureus. 2020;12(6):e8562. Published 2020 Jun 11. doi:10.7759/cureus.8562
20. Salminen P, Paajanen H, Rautio T, Nordström P, Aarnio M, Rantanen T, Tuominen R, Hurme S, Virtanen J, Mecklin JP, Sand J, Jartti A, Rinta-Kiikka I, Grönroos JM. Antibiotic Therapy vs Appendectomy for Treatment of Uncomplicated Acute Appendicitis: The APPAC Randomized Clinical Trial. JAMA. 2015 Jun 16;313(23):2340-8. doi: 10.1001/jama.2015.6154.
21. CODA Collaborative, Flum DR, Davidson GH, Monsell SE, Shapiro NI, Odom SR, et al. A Randomized Trial Comparing Antibiotics with Appendectomy for Appendicitis. N Engl J Med. 2020 Nov 12;383(20):1907–19.
22. Martin RF. Acute appendicitis in adults: Clinical manifestations and differential diagnosis. Uptodate. 2021.
23. Smink D, Soybel DI. Management of acute appendicitis in adults. Uptodate. 2022.
24. United Kingdom National Surgical Research Collaborative, Bhangu A. Safety of short, in-hospital delays before surgery for acute appendicitis: multicentre cohort study, systematic review, and meta-analysis. Ann Surg 2014; 259:894.
25. Gurien LA, Burford JM, Bonasso PC, Dassinger MS. Resource savings and outcomes associated with outpatient laparoscopic appendectomy for nonperforated appendicitis. J Pediatr Surg 2017; 52:1760.
26. Cairo SB, Raval MV, Browne M, et al. Association of Same-Day Discharge With Hospital Readmission After Appendectomy in Pediatric Patients. JAMA Surg 2017; 152:1106.
27. CODA Collaborative, Davidson GH, Flum DR, et al. Antibiotics versus Appendectomy for Acute Appendicitis - Longer-Term Outcomes. N Engl J Med 2021; 385:2395.
28. Bhangu A, Søreide K, Di Saverio S, et al. Acute appendicitis: modern understanding of pathogenesis, diagnosis, and management. Lancet 2015; 386:1278.

Diagnosis Appendicitis
Prognosis Appendicitis

Artikel Terkait

  • Penggunaan Antibiotik untuk Penanganan Appendicitis
    Penggunaan Antibiotik untuk Penanganan Appendicitis
  • Sistem Skoring vs Penilaian Klinis dalam Penegakan Diagnosis Appendicitis
    Sistem Skoring vs Penilaian Klinis dalam Penegakan Diagnosis Appendicitis
  • Penggunaan Antibiotik vs Appendectomy untuk Appendicitis – Telaah Jurnal Alomedika
    Penggunaan Antibiotik vs Appendectomy untuk Appendicitis – Telaah Jurnal Alomedika
  • Efektivitas Observasi Aktif Vs Apendektomi Interval pada Pasien Anak dengan Massa Apendiks (Studi CHINA): Sebuah Uji Acak Terkontrol Open-Label—Telaah Jurnal Alomedika
    Efektivitas Observasi Aktif Vs Apendektomi Interval pada Pasien Anak dengan Massa Apendiks (Studi CHINA): Sebuah Uji Acak Terkontrol Open-Label—Telaah Jurnal Alomedika
  • Jangan Tunda Pemberian Analgesik pada Akut Abdomen
    Jangan Tunda Pemberian Analgesik pada Akut Abdomen

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr. Gabriela Widjaja
09 Mei 2022
Video Alomedika - Pemeriksaan Rektal Tak Bermanfaat untuk Diagnosis Appendicitis
Oleh: dr. Gabriela Widjaja
1 Balasan
ALO Dokter!Pemeriksaan rectal touche atau colok dubur merupakan pemeriksaan standar dalam diagnosis appendisitis akut berdasarkan beberapa buku ajar ilmu...
dr. Hudiyati Agustini
23 Maret 2022
Video Alomedika - Gunakan Appendicitis Risk Calculator untuk Diagnosis Appendicitis Anak
Oleh: dr. Hudiyati Agustini
1 Balasan
ALO Dokter,Penelitian terbaru menunjukkan pediatric appendicitis risk calculator (pARC) dapat diandalkan untuk membantu diagnosis apendisitis pada anak....
dr.Albert Novianto
02 Maret 2022
Pemberian antinyeri pada Pasien dengan kecurigaan appendicitis perforasi - Bedah Ask The Expert
Oleh: dr.Albert Novianto
3 Balasan
Alo dr. Irene Stephanie, Sp.B. Izin bertanya, pada kasus ketika ada pasien datang dengan kecurigaan kita yg mengarah pada suatu kasus appendicitis perforasi,...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.