Peresepan kontrasepsi darurat dan misoprostol - Diskusi Dokter

general_alomedika

Seringkali sebagai medical advisor mendapatkan permintaan resep untuk postinor dan Gastrul. Saya khawatir kedua resep di atas di salahgunakan pada pasien...

Diskusi Dokter

  • Kembali ke komunitas
  • Peresepan kontrasepsi darurat dan misoprostol

    Dibalas 17 April 2024, 09:34
    Anonymous
    Anonymous
    Dokter Umum

    Seringkali sebagai medical advisor mendapatkan permintaan resep untuk postinor dan Gastrul. Saya khawatir kedua resep di atas di salahgunakan pada pasien yang dengan hubungan seksual yang bebas. Karena pada beberapa kesempatan,setiap melakukan hubungan seksual dengan pasangan mereka yaitu "pacar",mereka mencegah kehamilan dengan postinor ini. Sehingga seringkali di dapatkan efek samping pada pasangan wanita berupa bleeding yang terus menerus. Dan untuk Gastrul ini merupakan misoprostol dan saya sempat dapatkan juga pasien minta di resepkan obat,namun dengan alasan tukak lambung namun juga mendengar ada efek samping untuk mengugurkan kandungan. Bagaimana yah sebaik nya . Terima kasih

17 April 2024, 09:34
dr. Gabriela
dr. Gabriela
Dokter Umum

ALO Dokter, ijin ikut berdiskusi ya. Ada beberapa hal yang perlu kita bahas bareng, nih, Dok..

Yang pertama, obat Postinor (Levonorgestrel) dan Gastrul (Misoprostol) mempunyai list indikasi yang sangat berbeda untuk keduanya, sehingga sangat penting untuk kita meresepkan kedua obat tersebut sesuai indikasi. 

(i) Postinor adalah obat kontrasepsi darurat yang bekerja dengan cara mencegah ovulasi atau implantasi. Indikasi pemberian kontrasepsi darurat berdasarkan WHO mencakup:

  • Berhubungan intim secara konsensual di mana kontrasepsi saat berhubungan tidak digunakan 
  • Terjadi kekerasan seksual di mana wanita tidak dapat menggunakan kontrasepsi yang memadai
  • Adanya kegagalan kontrasepsi (contoh: kondom bocor, lupa minum pil, dll) 

Jadi, tidak ada pembatasan secara medis untuk pasien mana saja yang boleh mendapatkan kontrasepsi darurat. Kontrasepsi juga merupakan HAM berdasarkan PBB sejak 1968. Justru kita sebagai dokter sangat penting untuk dapat meresepkan kontrasepsi darurat secara tepat dan sekaligus menilai pasien, meresepkan kontrasepsi rutin, dan mengedukasi pentingnya kontrasepsi tersebut. https://www.alomedika.com/kontrasepsi-darurat-panduan-e-prescription-alomedika 

(ii) Misoprostol sudah diresepkan di berbagai negara untuk tindakan medis yang aman pada kasus abortus dikombinasikan dengan mifepristone; tetapi untuk di Indonesia ada pembatasan. Indikasi FDA untuk misoprostol termasuk profilaksis terhadap ulkus peptikum pada pasien yang mendapatkan NSAID secara long term (contoh pada pasien yang RA). Jadi, misoprostol ini memang ada perannya untuk manajemen GERD, walau tidak menjadi lini pertama ya. Balik lagi manajemen lini pertama GERD itu diet, perubahan posisi tidur, antasida, dan PPI. https://www.alomedika.com/penyakit/gastroentero-hepatologi/gerd/panduan-e-prescription

Dan yang terakhir, ini jadi PR untuk kita semua untuk meningkatkan pembelajaran edukasi kesehatan seksual, supaya kita pun bisa mengedukasi pasien-pasien kita dengan informasi tentang kesehatan seksual yang baik. Semoga membantu dan berkenan. Terbuka untuk insight-insight dari TS lainnya.