Alodokter. saat ini memang pembelajaran anak usia dini telah mengalami banyak perubahan. Tidak hanya di Indonesia namun di berbagai negara di seluruh dunia, perkembangan dunia pendidikan anak usia dini mengalami perubahan dibanding 10tahun sebelumnya. Anak usia prescholler sebenarnya membutuhkan pengembangan aspek sosial dan emosional melalui bermain dan bersosialisasi, agar dapat mengoptimalisasi perkembangan perilaku sekaligus ketrampilan motoriknya. Kurikulum berbasis pengembangan kognitif seyogyanya berjalan beriringan dengan aspek sosioemosional tersebut.

Kembali pada pertanyaan, sejauh mana dampak kurikulum yang tidak sesuai perkembangan anak. Diketahui bahwa perkembangan anak bersifat multifaktor, ditentukan faktor genetik, nutrisi, lingkungan hingga edukasi/stimulasi. Sehingga dampak pendidikan terhadap perkembangan anak juga akan tergantung berbagai faktor yang saling berkaitan pada anak tersebut. Tentunya risiko stress psikis dapat saja terjadi pada anak dengan latar belakang tertentu, sehingga seyogyanya diskusi antar orangtua dan sekolah dapat terjalin. Untuk memperbaiki hal ini sebenarnya dibutuhkan diskusi menyeluruh dengan melibatkan berbagai instansi dan pemangku kebijakan terkait, agar prioritas anak untuk tumbuh kembang yang sesuai dapat terjamin sesuai usia dan potensinya.