lanjutan kasus phytriasis rosea 5 bulan - Diskusi Dokter

general_alomedika

selamat malam dokter, terkait dengan kasus yang sebelumnya saya pernah tanyakan diforum. Saya ingin sharing dan menanyakan beberapa hal. akhirnyan pasien...

Diskusi Dokter

  • Kembali ke komunitas
  • lanjutan kasus phytriasis rosea 5 bulan

    Dibalas 20 Desember 2018, 23:34

    selamat malam dokter, terkait dengan kasus yang sebelumnya saya pernah tanyakan diforum. Saya ingin sharing dan menanyakan beberapa hal.

    akhirnyan pasien melakukan biopsi kulit karena tidak ada penyembuhan setelah 6 bulan dengan dx p. rosea, hasil biopsi menunjukan adanya bta positif dan dinyatakan borderline leprosy, sejujurnya kasus ini tidak khas karena baal pun tidak dikeluhkan pasien serta lesi kemerahan hilang timbul. dari dokter kulit (di rs kusta setempat) diberikan klaritromisin 2x250 mg dan rifampisin 1x dlm sebulan.

    nah pertanyaan saya, saya agak bingung kenapa diberikan obat alternatif dimana pilihan utamanya adalah dapson, rifampisin dan klofazimin. apakah ada guidelines baru? serta pertanyaan kedua perlukah istri, anak diberikan profilaksis dan apa pilihan profilaksisnya?

    terima kasih dokter atas perhatiannya.

27 September 2018, 11:02

dr.Eman Arif Rahman,Sp.KK
Sep 26, 2018 at 23:52 PM

Hai dok, Penyakit kusta di katakan the great imitator, dgn kata lain dapat menyerupai berbagai jenis penyakit. Untuk mendiagnosisnya pun cukup 1 dari 3 cardinal sign. Jd tdk mesti harus ada hipoestesi atw penebalan saraf. Ditemukan basil pun sdh dpt menegakkan diagnosis kusta, walau secara fisik tdk mndukung suatu kusta. Maka di anjurkan utk di daerah endemik sperti Indonesia agar selalu di lakukan pemeriksaan utk kusta pada pasien tidak khas. Utk terapi sampai saat ini tetap MDT dari WHO. Namun sdh banyak penelitian tentang penggunaan regimen alternatif. Pada umumnya tidak di gunakan MDT saat ini sering di karenakan msalah teknis. Contoh tidak tersedianya MDT utk bbrp bulan ke depan di dinas terkait sehingga di perkirakan tidak bakal tuntas pngobatannya. Ataupun dari pasiennya sendiri menolak MDT krn efek sampingnya kulit menjadi hitam, atw krn alergi, atau krn merasa MDT terlalu lama. Sedangkan regimen terapi lainnya sperti Rifampicin-ofloxasin-minosiklin (ROM) dan Claritro-rifam di katakan sama bahkan di menurut bbrp penelitian memberikan hasil yg lebih baik dari MDT dgn masa pngobatan cuma 3 bulan. Namun kekurangannya mgkn di msalah harga. Jika MDT gratis maka regimen alternatif biasanya lebih mahal. Sehingga ada banyak faktor pemilihan regimen terapi kusta. Utk profilaksis sebaiknya untuk yg masih keluarga dgn pasien dalam hal ini masih sedarah (anak kandung), bisa di lakukan profilaksis. Pemilihannya pun beragam, bisa dgn satu jenis antibiotik atw lebih dari satu antibiotik. Pilihannya bisa dgn rifampicin dosis tunggal atw di kombinasikan dgn ofloksasin, minosiklin. Namun bbrp literatur jg masih memperdebatkan perihal profilaksis. Untuk saat ini yg terbaru namun masih dalam tahap pngembangan/penelitian adalah vaksin untuk kusta. Terima kasih.

terima kasih banyak dr. Eman atas jawabannya, sangat membantu.

20 Desember 2018, 23:34
Infonya sangat membantu terima kasih dokter.
26 September 2018, 21:39

Hai Dok,

Kalau merujuk ke pedoman dari WHO seperti juga yang dokter sebutkan, disana dianjurkan tatalaksana lepra PB maupun MB itu dengan 3 regimen obat yaitu rifampisin, dapson, dan klofazimin. Untuk penggunaan terapi pada pasien tsb saya juga kurang tahu pertimbangannya spt apa ya dok, namun dr info yang saya baca di pedoman WHO tsb, dijabarkan jika ada ditemukan adanya resistensi terhadap rifampisin atau ofloxacin maka bisa diganti salah satunya dengan klaritomisin. cmiiw

Mungkin nanti ada pencerahan dari rekan sejawat lain, terimakasih.

26 September 2018, 23:52
dr.Eman Arif Rahman,Sp.KK
dr.Eman Arif Rahman,Sp.KK
Dokter Spesialis Kulit
Hai dok, Penyakit kusta di katakan the great imitator, dgn kata lain dapat menyerupai berbagai jenis penyakit. Untuk mendiagnosisnya pun cukup 1 dari 3 cardinal sign. Jd tdk mesti harus ada hipoestesi atw penebalan saraf. Ditemukan basil pun sdh dpt menegakkan diagnosis kusta, walau secara fisik tdk mndukung suatu kusta. Maka di anjurkan utk di daerah endemik sperti Indonesia agar selalu di lakukan pemeriksaan utk kusta pada pasien tidak khas. Utk terapi sampai saat ini tetap MDT dari WHO. Namun sdh banyak penelitian tentang penggunaan regimen alternatif. Pada umumnya tidak di gunakan MDT saat ini sering di karenakan msalah teknis. Contoh tidak tersedianya MDT utk bbrp bulan ke depan di dinas terkait sehingga di perkirakan tidak bakal tuntas pngobatannya. Ataupun dari pasiennya sendiri menolak MDT krn efek sampingnya kulit menjadi hitam, atw krn alergi, atau krn merasa MDT terlalu lama. Sedangkan regimen terapi lainnya sperti Rifampicin-ofloxasin-minosiklin (ROM) dan Claritro-rifam di katakan sama bahkan di menurut bbrp penelitian memberikan hasil yg lebih baik dari MDT dgn masa pngobatan cuma 3 bulan. Namun kekurangannya mgkn di msalah harga. Jika MDT gratis maka regimen alternatif biasanya lebih mahal. Sehingga ada banyak faktor pemilihan regimen terapi kusta. Utk profilaksis sebaiknya untuk yg masih keluarga dgn pasien dalam hal ini masih sedarah (anak kandung), bisa di lakukan profilaksis. Pemilihannya pun beragam, bisa dgn satu jenis antibiotik atw lebih dari satu antibiotik. Pilihannya bisa dgn rifampicin dosis tunggal atw di kombinasikan dgn ofloksasin, minosiklin. Namun bbrp literatur jg masih memperdebatkan perihal profilaksis. Untuk saat ini yg terbaru namun masih dalam tahap pngembangan/penelitian adalah vaksin untuk kusta. Terima kasih.
27 September 2018, 08:58

Alo dokter Agnes!

Thankyou update kasusnya yaa...

Buat sejawat yang ingin mengikuti kasus ini dari awal, bisa buka diskusi pertama mengenai pasien ini di https://www.alomedika.com/komunitas/topic/pityriasis-rosea

27 September 2018, 11:00

dr. Fathir Miski
Sep 26, 2018 at 21:39 PM

Hai Dok,


Kalau merujuk ke pedoman dari WHO seperti juga yang dokter sebutkan, disana dianjurkan tatalaksana lepra PB maupun MB itu dengan 3 regimen obat yaitu rifampisin, dapson, dan klofazimin. Untuk penggunaan terapi pada pasien tsb saya juga kurang tahu pertimbangannya spt apa ya dok, namun dr info yang saya baca di pedoman WHO tsb, dijabarkan jika ada ditemukan adanya resistensi terhadap rifampisin atau ofloxacin maka bisa diganti salah satunya dengan klaritomisin. cmiiw


Mungkin nanti ada pencerahan dari rekan sejawat lain, terimakasih.

terima kasih dr fathir atas jawabannya, sangat membantu