Alo dok,
Izin membantu menjawab ya.. Untuk keluhan action tremor sendiri perlu dicari kausal utamanya, misalnya: pasca stroke,  pasca gangguan ekstrapiramidal, tumor di area ekstrapiramidal atau kerusakan otak di daerah tertentu atau kondisi gangguan fisik lain ataupun efek samping obat (misalnya obat antipsikotik,  antidepresan,  obat mual dll) . Jika memang tidak ada kondisi fisik yang mendasari maka bisa jadi memang bagian dari gejala psikis (cemas, psikosomatik dan lainnya). Apakah yang bersangkutan pernah memeriksakan kondisinya ke minimal dokter spesialis saraf?  Jika belum ada baiknya pasien dirujuk terlebih dahulu untuk menyingkirkan kausal gangguan neurologis yang mungkin terjadi. Penggunaan klonazepam sebaiknya tidak lebih dari 2-3 minggu dan dengan dosis tidak lebih dari 4-6 mg kecuali memang diindikasikan (misalnya akibat kejang persisten dan kondisi neurologis lain), karena penggunaan diatas jangka dan dosis tersebut risiko besar mengalami adiksi. Harap juga berhati-hati terhadap beberapa kondisi yang berinteraksi dengan pengobatan dengan propanolol.  (termasuk riwayat asma pada pasien) Selain itu pemberian obat tanpa disertai pengetahuan akan penyebab utama tremor juga mungkin akan menyamarkan gejala yang sebenarnya menjadi warning sign pada beberapa kondisi gangguan fisik. Semoga hal ini dapat menjadi bahan pertimbangan tersendiri.

Alo Dokter,

Klonazepam adalah golongan benzodiazepin yang dapat berguna untuk penanganan tremor esensial, terutama tremor ortostatik. Penggunaan golongan obat ini harus sangat hati-hati karena berpotensi adiksi, disertai efek samping fatigue, hendaya kognitif, bahkan berisiko gejala withdrawal.

Referensi:

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3152172/#:~:text=Clonazepam%20may%20be%20particularly%20useful,withdrawal%20symptoms%20following%20abrupt%20discontinuance.