Selamat pagi dok,
Menurut saya dalam kasus urtikaria, pasti ada alergen penyebab reaksi alergi terus menerus terpicu sehingga menyebabkan urtikaria. Tentu ini sangat menganggu dan membuat pasien selalu mengkomsumsi obat untuk meredakan gejalanya. Dalam kasus alergi, pengobatan terbaik adalah menghindari pencetus alerginya. Jika ingin di desentisisasi, seumpama dalam kasus alergi obat, bisa dilakukan tes provokasi oral, tapi tindakan ini sangat beresiko, rumit dalam pengerjaan dan membutuhkan nakes2 yang ahli dan terampil,  tidak semua orang mampu dan bisa mengerjakannya. Ada alternatif lain, untuk mengetahui alergen tersangka, yaitu dengan tes panel IgE Atopi. Tes ini akan memperlihatkan 50 parameter lebih alergen sesuai karakteristik penyebab alergi di Indonesia sehingga jelas penyebab urtikaria dan pasien dapat segera menghindarkan alergen tersebut.
Semoga bisa membantu.

Betul dok, mencegah faktor pencetus.Rutin steroid intranasal masih aman.

Alo dokter, ijin sharing ya, pada rinitis alergi, kita bisa kaji jenis RS nya, masuk dalam kualifikasi apa. Apakah intermitten, atau persisten. Ringan atau sedang berat. Hal ini tentu berbeda penatalaksanaannya. Jika hanya intermitten ringan, pasien masih respon dengan antihistamin oral, namun jika sudah persisten atau sedang berat, maka perlu obat lain, misal steroid intranasal.

Bisa disarankan akupunktur dok pada pasien rhinitis alergi, bisa dilihat di jurnal: Seidman MD, Gurgel RK, Lin SY, et al. Clinical practice guideline: allergic rhinitis. Otolaryngol Head Neck Surg. 2015;152(2):197–206.
Beberapa penelitian melaporkan bahwa akupunktur efektif dan aman untuk mengurangi gejala rhinitis alergi moderate/severe.