Bagaimana mengatasi anak usia 2 tahun yang kerap membanting barang bila keinginannya tidak terpenuhi - Diskusi Dokter

general_alomedika

Selamat sore dok, mohon sharingnya, Apakah normal pada anak laki-laki usia 2 tahunan membanting banting barang setiap keinginannya tidak terpenuhi, selain...

Diskusi Dokter

  • Kembali ke komunitas
  • Bagaimana mengatasi anak usia 2 tahun yang kerap membanting barang bila keinginannya tidak terpenuhi

    Dibalas 14 Desember 2020, 15:15

    Selamat sore dok, mohon sharingnya,

    Apakah normal pada anak laki-laki usia 2 tahunan membanting banting barang setiap keinginannya tidak terpenuhi, selain itu juga suka menangis sekeras kerasnya sambil memukul mukul ibunya. Orang tuanya sampai kebingungan menghadapi anaknya sendiri.

    Apakah jika dibiarkan, hal seperti ini akan berdampak bagi kepribadian anak ke depannya?

    Lalu apakah ada cara cara tertentu untuk memperbaiki sikap anak yang seperti ini?

    Mohon sharingnya dokter sekalian,

    Terimakasih 🙏

14 Desember 2020, 15:07
Alo, dr. Ni Luh Putu Wulan..
Jika boleh memberikan pandangan, sebetulnya perilaku yg muncul pada anak, apalagi usia dini, masih sangat luas sekali bahasannya. Tidak hanya sekedar wajar atau tidak, tapi perlu juga dicari tahu bagaimana tahapan perkembangannya. Apakah ada perkembangan yang terlewat, bagaimana cara orang tua ajarkan anak komunikasi, dll. Karena umumnya tantrum ini terjadi ketika anak ingin utarakan sesuatu, yaitu keinginannya, tapi tidak tahu caranya. Jadinya kesal, dan muncul perilaku tersebut. Bisa juga karena anak merasa itu salah satu cara mendapatkan perhatian dari orang tua, dll.
Perilaku sejak dini yang muncul bisa saja menjadi salah satu pembentuk kepribadiannya di masa depan, tapi tidak selalu begitu. Karena nanti saat dewasa, tiap individu punya kebebasan untuk memilih akan bersikap bagaimana.
Oleh karena ada banyak hal yang perlu ditelusuri dan biasanya untuk kasus anak harus dibantu dengan observasi langsung, maka sangat disarankan untuk konsultasikan dengan psikolog anak. Apalagi jika orang tua sudah bantu tenangkan namun sikap anak semakin menjadi.
Biasanya hindari juga tindakan atau perkataan menyakitkan dr orgtua pd saat anak sedang begitu. Saat marah2, peluk erat anak tersebut, setelah tenang baru berikan pemahaman kenapa ia tidak diberi apa yg dia mau, dll.  Ini juga akan bantu ajarkan anak untuk tunda keinginan, supaya tdk impulsif.
Karena biasanya anak ngamuk, orang tua pasti kasih. Nah, nanti anak jadi belajar pola tersebut. Kalau mau sesuatu, marah ngamuk saja. Jadi penting juga kerjasama antara org dewasa di rumah tempat ia tinggal.
Baiknya sih langsung dikonsultasikan dengan psikolog anak.
Semoga jawaban saya membantu. Mohon koreksi jika ada jawaban yang keliru 😊🙏🏻
14 Desember 2020, 15:15
Terimakasih saran dan masukannya Mba Nurfitri, sangat bermanfaat.
Anak ini memang cenderung dimanjakan, apa yang dia inginkan pasti diberi oleh orangtua dan kakeknya untuk menghindari ia menangia dan mengamuk, maka ini jadi kebiasaan sepertinya.
Semakin lama tantrumnya semakin menjadi jadi sampai memukul dan mencakar ibunya.
Akan saya sarankan untuk konsul langsung ke psikologi anak.
Terimakasih 🙏
14 Desember 2020, 15:04

Alo dr. Ni Luh Putu, coba bantu menjawab sekaligus ikut berdiskusi ya dok. Perilaku anak yang demikian memang cukup sering dijumpai, namun perlu dikenali juga latar belakang atau kondisi kesehatan anak sebagai faktor risiko atau pencetus perilaku tersebut, penting untuk mengamati apakah perilakunya tersebut masih dapat ditenangkan atau sering berlangsung lama.

Pada referensi yang saya dapatkan, bahwa kondisi temper tantrum atau perilaku agresif pada anak yang berlangsung lama terlebih setelah usia 3-4 tahun , disertai dengan perilaku melukai dirinya sendiri atau orang lain, perlu menjadi red flag yang diperhatikan karena berkaitan dengan perkembangan emosional dan perilaku anak kedepannya. Selain itu juga perlu dicari latar belakang yang mendasari apakah ada kaitannya dengan masalah psikologis pada anak.

Sebagai saran, mungkin bisa berikan edukasi untuk orang tua untuk menjadi role model yang baik bagi anak, memahami kondisi yang membuat anak emosi atau berperilaku agresif tsb, dan membantu anak dalam upaya bagaimana untuk menunjukkan emosi dengan cara yang lebih positif.

Berikut referensi lebih lengkapnya dokter https://www.medscape.org/viewarticle/568157 semoga dapat membantu, turut menyimak juga penjelasan TS lainnya. Mohon koreksi jika ada kesalahan, terima kasih.

14 Desember 2020, 15:13
Baik dokter Olvy terimakasih masukannya ya dok,
Pada anak tidak ada riwayat penyakit.
Akan saya kie ke orangtuanya untuk lebih bisa mencontohkan sesuatu dengan lebih baik
Terimakasih dok 🙏