Dampak Produk Perawatan Kulit terhadap Dinamika Mikrobioma serta Kimia Kulit – Telaah Jurnal Alomedika

Oleh :
dr. Qorry Amanda, M.Biomed

The Impact of Skin Care Products on Skin Chemistry and Microbiome Dynamics.

Bouslimani A, da Silva R, Kosciolek T, et al. BMC Biol. 2019. 17(1):47. doi: 10.1186/s12915-019-0660-6.

Abstrak

Latar Belakang: Penggunaan produk perawatan kulit telah menjadi kebiasaan bagi banyak orang, namun pengaruhnya terhadap keragaman mikrobioma dan molekular kulit belum diketahui. Penelitian ini memeriksa dampak empat jenis produk perawatan kecantikan (losion wajah, moisturizer, bedak kaki, serta deodoran) pada 11 subjek penelitian selama 9 minggu.

Metode: 12 orang yang telah dinyatakan sehat dan berusia antara 25 tahun-40 tahun dimasukkan sebagai subjek penelitian. Keduabelas peserta tersebut terbagi dari 6 orang laki-laki dan 6 orang wanita. Satu orang wanita (subjek wanita nomor 8) mengalami drop out karena mengalami iritasi kulit sehingga tersisa 11 orang untuk dianalisis di akhir penelitian. Pemeriksaan sampel dilakukan dengan cara mass spectrometry untuk menganalisis mikrobioma dan parameter molekuler kimia.

Hasil: Produk deodoran dan bedak kaki meningkatkan keragaman flora mikrobioma dan molekular kimia kulit secara signifikan, sementara losion pada wajah dan lengan tidak terlalu berpengaruh terhadap keragaman flora mikrobioma dan molekular kimia kulit. Produk perawatan kulit didapati memiliki efek hingga berminggu-minggu (waktu paruh kebanyakan produk berkisar 0,5 hingga 1,9 minggu) pada kulit dan menyebabkan berbagai respon individual, seperti perubahan kadar steroid dan feromon yang beragam pada peserta penelitian.

Kesimpulan: Temuan penelitian ini dapat dijadikan landasan untuk melahirkan berbagai produk kecantikan generasi terbaru yang lebih tepat guna untuk berbagai masalah kelainan kulit.

Dampak Produk Perawatan Kulit terhadap Dinamika Mikrobioma serta Kimia Kulit-min

Ulasan Alomedika

Produk perawatan kulit semakin mudah didapatkan dan semakin banyak digunakan oleh masyarakat. Produk perawatan kulit ini dipasarkan sebagai solusi dalam berbagai permasalahan kulit, termasuk acne, penuaan, dan melasma. Meski demikian, belum ada bukti yang khusus menunjukkan apakah penggunaan produk perawatan kulit ini berdampak pada dinamika mikrobioma dan kimia alami kulit.

Ulasan Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian eksperimental dengan pemeriksaan yang dilakukan secara time-series, yakni pemeriksaan sampel setiap 1 minggu pada semua subjek penelitian. Peneliti juga telah melakukan informed consent terhadap peserta penelitian.

Sampel:

Besar sampel penelitian di awal adalah 12 orang, tetapi ada 1 subjek yang mengundurkan diri karena mengalami iritasi kulit. Pada akhir penelitian, 11 orang lainnya menyelesaikan intervensi sesuai rencana dan dapat diikutkan dalam analisis.

Durasi Studi dan Intervensi:

Durasi penelitian dilakukan selama 9 minggu yang terbagi atas 3 tahapan perlakuan penelitian masing-masing selama 3 minggu. Rinciannya adalah sebagai berikut:

  • Pada periode minggu 1-3 penelitian, peserta diminta untuk tidak menggunakan produk kecantikan apapun
  • Pada periode minggu 4-6 penelitian, peserta diijinkan untuk menggunakan empat jenis produk kecantikan komersial yang telah biasa digunakan dan telah diseleksi komposisinya oleh petugas penelitian. Produk ini mencakup deodoran untuk ketiak, bedak kaki untuk sela-sela jari kaki, tabir surya untuk wajah, dan pelembab untuk lengan
  • Pada minggu 5-9 penelitian, peserta diminta untuk kembali ke kebiasaan semula dalam menggunakan berbagai produk kecantikan dan perawatan kulit sebelum mengikuti penelitian

Peserta juga diinstruksikan untuk mandi dengan jenis sabun yang sama pada 6 minggu pertama, lalu kembali ke produk sabun yang biasa digunakan pada minggu 7-9.  Pemeriksaan sampel dari kulit peserta penelitian diambil dengan menggunakan tes usap (Swab) yang telah dilembabi sebelumnya dengan campuran ethanol:air dengan perbandingan 50:50 dan diusapkan di area 2 cm x 2 cm. Lokasi pengumpulan sampel pemeriksaan adalah wajah (pipi bagian atas tulang pipi dan rahang bawah), ketiak (bagian atas dan bawah), bagian depan siku (antekubiti) dan lengan bawah (antebrachii), serta bagian kaki (antara jari I dan II kaki, dan antara jari III dan IV kaki).

Pemeriksaan dilakukan dengan mass spectrometry untuk parameter kimia dan 16rRNA sequencing untuk parameter mikrobioma.

Ulasan Hasil Penelitian

Studi ini menunjukkan bahwa senyawa kimia yang menyusun produk perawatan kulit dapat terdeteksi dalam pemeriksaan bahkan setelah jangka waktu yang cukup lama setelah produk tersebut tidak dikenakan. Senyawa kimia yang menyusun produk pelembab pada wajah atau lengan juga dapat ditemukan pada bagian bawah tubuh. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh aktivitas mandi yang dilakukan sehingga zat kimia tersebut dapat terbilas air dan melewati bagian tubuh lainnya, terutama bagian bawah tubuh.

Studi ini juga menemukan adanya perubahan pada mikrobioma kulit yang disebabkan penggunaan produk perawatan kulit, terutama produk deodoran dan bedak kaki. Sementara pada produk losion wajah dan lengan tidak memberikan perubahan mikrobiome yang berarti, tetapi mengubah susunan kimia kulit. Perubahan mikrobioma kulit didapati bervariasi antar individu. Sebagai contoh, pada penggunaan deodoran jenis antiperspirant, sampel pria no. 5 mengalami penurunan Corynebacterium, sementara pada sampel wanita no. 9 mengalami penurunan Staphylococcus.

Kelebihan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian pertama yang meneliti dampak penggunaan produk perawatan kulit terhadap keragaman mikrobioma dan kimia kulit selama 9 minggu. Penelitian ini menggunakan desain eksperimental dengan mengikuti subjek secara prospektif dan melakukan pemeriksaan secara bertahap (time-series).

Evaluasi dilakukan berdasarkan pada 3 tahapan perlakuan, sehingga dapat secara lebih jelas memastikan bahwa efek yang timbul adalah akibat produk perawatan yang digunakan. Penggunaan mass spectrometry dan 16rRNA sequencing juga menambah kemampuan evaluasi hasil karena memiliki akurasi yang baik untuk menganalisis luaran yang diinginkan.

Kelemahan Penelitian

Kelemahan utama dari studi ini adalah jumlah sampel yang kecil. Peneliti juga tidak menjelaskan apa alasan menggunakan 11 orang sebagai jumlah subjek penelitian dan tidak mengambil partisipan lebih banyak.

Selain itu, kontrol faktor perancu pada penelitian ini terhitung lemah. Faktor gaya hidup, seperti paparan sinar matahari, kebiasaan tidur dan merokok, serta kebiasaan lainnya tidak dijelaskan dan tidak dikendalikan. Peneliti juga tidak menetapkan kesamaan merek produk perawatan kulit yang digunakan, sehingga tentunya dapat terjadi bias akibat perbedaan formulasi dan kualitas produk.

Dalam hal hasil studi, penelitian ini tidak menetapkan parameter kimia dan mikrobioma kulit yang jelas. Ini menyebabkan kesimpulan yang jelas sulit ditarik dan pembahasan hasil menjadi sangat luas. Seharusnya, penelitian ini bisa menetapkan parameter kimia dan mikrobioma yang terbatas pada yang bermakna secara klinis, misalnya mengevaluasi Propionibacterium acnes dan kandungan ceramide kulit.

Aplikasi Hasil Penelitian di Indonesia

Studi ini mengindikasikan bahwa penggunaan perawatan kulit mempengaruhi dinamika mikrobioma dan kimia kulit. Hasil ini tentu bermanfaat di Indonesia dimana produk perawatan kulit, terutama yang dijual bebas, sedang berkembang pesat dan menjadi tren dalam kalangan masyarakat. Meski demikian, kualitas bukti dari penelitian ini masih rendah, sehingga diperlukan studi lebih lanjut dengan perbaikan metodologi dan sampel yang lebih besar.

Referensi