Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Etiologi Fimosis general_alomedika 2019-07-29T16:55:08+07:00 2019-07-29T16:55:08+07:00
Fimosis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Etiologi Fimosis

Oleh :
dr. Bunga Saridewi
Share To Social Media:

Etiologi fimosis fisiologi adalah kondisi normal perkembangan bayi di masa awal kehidupan, di mana lapisan epitel pada glans dan preputium mengalami perlekatan. Preputium yang melekat pada glans akan terpisah seiring pertambahan usia. Upaya menarik paksa preputium pada fimosis fisiologis dapat menyebabkan microtears (robekan mikro), infeksi, dan perdarahan dengan konsekuensi sekunder berupa jaringan parut dan fimosis patologis. [8]

Etiologi Fimosis Fisiologis

Etiologi fimosis fisiologis antara lain adalah:

  • Adhesi alami antara preputium dan glans penis.
  • Preputial tip yang sempit

  • Frenulum breve (frenulum pendek secara kongenital dengan berbagai derajat, sehingga membatasi gerakan preputium terhadap glans)

  • Sulitnya retraksi yang mungkin berhubungan dengan kelainan kongenital seperti macroposthia, limfedema penis, microphallus, buried penis, atau webbed penis [3]

Etiologi Fimosis Patologis

Fimosis patologis memiliki beberapa etiologi yang berbeda:

  • Upaya penarikan paksa preputium pada fimosis fisiologis dapat membentuk jaringan sikatrik dan memicu fimosis patologis [7]
  • Balanitis, posthitis, atau balanoposthitis berulang. [3,4]
  • Balanitis xerotica obliterans (BXO): merupakan inflamasi yang bersifat kronik progresif yang melibatkan preputium, glans, dan kadang termasuk uretra. Proses patologis BXO menyebabkan skar stenosis yang tampak pucat pada preputium. [5]
  • Pasca sirkumsisi : jika selama prosedur terdapat preputium yang tidak tereksisi dengan baik akan menyisakan bagian tepi yang sembuh di depan meatus dengan derajat fibrosis dan striktur yang bervariasi. [3]

Faktor Risiko

Beberapa faktor yang berhubungan dengan terjadinya fimosis patologis diantaranya:

  • Higiene yang buruk [6]
  • Diabetes mellitus: jika residu urin pasien diabetes mellitus terperangkap pada preputium, kombinasi kondisi yang lembab dan glukosa pada urin akan menyebabkan proliferasi bakteri, hingga terjadi infeksi yang menyebabkan pembentukan jaringan parut [4]
  • Kateterisasi berulang [3]
  • Usia lanjut : berhubungan dengan berkurangnya elastisitas kulit dan jarangnya terjadi ereksi [6]

Referensi

3. Fahmy, M. (2017). Phimosis and Paraphimosis. Congenital Anomalies of the Penis, 245–250. doi:10.1007/978-3-319-43310-3_38a
4. Medscape. Phimosis, Adult Circumcision, and Buried Penis. https://emedicine.medscape.com/article/442617-overview#showall
5. Chan IHY, Wong KKY. Common urological problems in children: prepuce, phimosis, and buried penis. Hong Kong Med J. 2016(22)23-269. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/27149978
6. Medscape. Phimosis and Paraphimosis. https://emedicine.medscape.com/article/777539-overview#showall
7. Tekgul S, Dogan HS, Hoebeke P, et al. EAU Guidelines of Pediatric Urology. 2016. European Association of Urology. https://uroweb.org/wp-content/uploads/EAU-Guidelines-Paediatric-Urology-2016.pdf
8. Shahid SK. Phimosis in children. ISRN Urol. 2012;2012:707329. Published 2012 Mar 5. doi:10.5402/2012/707329

Patofisiologi Fimosis
Epidemiologi Fimosis
Diskusi Terkait
Anonymous
08 Juni 2021
Pasien dengan Frenulum Brevis apa saja tatalaksana yang harus dilakukan - Urologi Ask The Expert
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo DR. dr. Besut Daryanto, SpU(K)Izin bertanya tatalaksana pasien dengan frenulum brevis, apa saja indikasi tindakan operasi, apakah bisa diatasi tanpa...
dr. Nurul Falah
31 Maret 2021
Perbedaan Fimosis dan Parafimosis - Urologi Ask The Expert
Oleh: dr. Nurul Falah
2 Balasan
Alo Dr. dr. Besut Daryanto, Sp. B, Sp. U(K), izin bertanya dokter.Bagaimana cara membedakan parafimosis dengan fimosis dokter? Tanda klinis dan apa saja yang...
dr.Ciho Olfriani
30 Maret 2021
Kapan sirkumsisi diperlukan pada phymosis
Oleh: dr.Ciho Olfriani
1 Balasan
ALO, Dokter..Pada pasien anak dengan phymosis, kapan sirkumsisi diperlukan? Selain sirkumsisi, apakah ada terapi phymosis yang dapat dilakukan di fktp?

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.