Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Patofisiologi Graft Versus Host Disease general_alomedika 2022-07-27T11:18:57+07:00 2022-07-27T11:18:57+07:00
Graft Versus Host Disease
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Graft Versus Host Disease

Oleh :
dr. Mia Amelia Mutiara Salikim
Share To Social Media:

Patofisiologi graft versus host disease (GVHD) didasari oleh reaksi imun yang menghasilkan interaksi kompleks antara imunitas adaptif donor dan resipien. Efektor utama respon imun ini adalah sel T donor, yang diaktivasi oleh sitokin proinflamasi.

GVHD dapat terjadi akibat tindakan yang memungkinkan interaksi antara sel imun donor dan resipien, misalnya transplantasi sumsum tulang, transplantasi hati, ataupun transfusi darah. Untuk memudahkan, patofisiologi dapat dibagi berdasarkan jenis GVHD, yaitu akut dan kronis.

Graft Versus Host Disease Akut (aGVHD)

Pada aGVHD, diduga terdapat 3 proses yang terjadi. Pertama, kemoterapi dan radioterapi selama fase pengkondisian sebelum cangkok diduga memicu kerusakan jaringan dan diikuti dengan pelepasan berbagai aktivator molekul eksogen seperti liposakarida dan endogen seperti tumor necrosis factor α. Proses ini menyebabkan peningkatan ekspresi antigen major histocompability complex (MHC) dan adhesi molekul yang akan mengakibatkan peningkatan pengenalan dari alloantigen resipien oleh sel T donor.

Pada langkah berikutnya, sel T donor berinteraksi dengan antigen-presenting cells (APCs) resipien pada awal fase pasca allogenic hematopoietic stem cell transplant (HSCT) yang memberikan sinyal kostimulatori dan menyebabkan aktivasi sel T donor. Selanjutnya, sel T efektor sitotoksik mencapai organ target, menyebabkan kerusakan jaringan. Sebagai tambahan, fagosit mononuklear diaktivasi oleh liposakarida yang dilepaskan pada tahap pertama dan mengakibatkan siklus umpan balik yang mengamplifikasi repson aGVHD.[1,6]

Graft Versus Host Disease Kronis (cGVHD)

Stimulus inflamatori bersamaan dengan aktivasi dari sistem imun bawaan menyebabkan kerusakan organ. Kerusakan sel endotelial juga mendukung migrasi sel imun donor ke jaringan limfoid sekunder dan organ target GVHD. Selanjutnya, terjadi aktivasi dari sistem imun adaptif, termasuk sel T, sel B, dan sel natural killer. Hal ini menyebabkan mekanisme toleransi imun menjadi cacat.

Penyebaran kerusakan jaringan terjadi karena penyimpangan mekanisme perbaikan yang dipicu oleh pelepasan faktor pertumbuhan seperti TGF-β oleh makrofag. Mekanisme tersebut kemudian mengaktivasi pertumbuhan fibroblas, deposisi kolagen, dan fibrosis. Gambaran klinis cGVHD menyerupai penyakit autoimun lainnya, termasuk skleroderma dan sindrom Sjӧrgen.[6]

Referensi

1. Ramachandran V, Kolli SS, Strowd LC. Review of Graft-Versus-Host Disease. Dermatol. Clin. 2019;37:569–82.
6. Martinez-Cibrian N, Zeiser R, Perez-Simon JA. Graft-versus-host disease prophylaxis: Pathophysiology-based review on current approaches and future directions. Blood Rev. 2021;48:100792.

Pendahuluan Graft Versus Host Di...
Etiologi Graft Versus Host Disease

Artikel Terkait

  • Stop Premedikasi untuk Transfusi Darah
    Stop Premedikasi untuk Transfusi Darah
Diskusi Terkait
Anonymous
28 Juni 2022
Premedikasi Sebelum Transfusi Darah - Hematologi & Onkologi Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
ALO dr. Alvin, SpPD-KHOM, Ijin bertanya dok, saat ini standar protokol untuk transfusi adalah premedikasi, misalnya dengan dexamethasone. Tapi saya baca di...
Anonymous
14 Juni 2022
Donor darah saat menstruasi tetapi HB normal - Patologi Klinik Ask the Expert
Oleh: Anonymous
2 Balasan
ALO dr. Petty SpPK, jika wanita sedang menstruasi ingin donor darah, kemudian hasil pemeriksaan Hb nya normal. Apakah boleh donor darah? Mengapa seringkali...
Anonymous
30 Maret 2021
Sebelum melakukan transfusi PRC, apa saja yang harus diberikan kepada pasien
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter! Ingin bertanya, apakah pemberian lasix sblm transfusi PRC selalu diberikan? Apakah pada indikasi tertentu saja? Saya pernah mendapat pasien...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.