Pedoman Manajemen Sepsis Intraabdominal dalam Perspektif Indonesia

Oleh :
dr. Sonny Seputra, Sp.B, M.Ked.Klin, FINACS

Sepsis intraabdominal merupakan entitas klinis dari sindrom sepsis yang berkembang di organ intraabdominal yang disebabkan oleh infeksi intraperitoneal (peritonitis). Peritonitis dapat diklasifikasikan berdasarkan integritas anatomi dari rongga perut. Peritonitis primer merupakan kondisi peritonitis dengan organ intraabdomen yang tidak rusak. Peritonitis primer juga dikenal sebagai peritonitis bakterial spontan dan diobati tanpa intervensi bedah.[1-3]

Sumber infeksi sering kali sulit ditentukan dan biasanya ditemukan terjadi pada bayi dan pasien sirosis. Peritonitis sekunder adalah infeksi pada rongga peritoneum akibat adanya perforasi organ viskus berongga, kebocoran anastomosis, nekrosis iskemik, atau cedera pada saluran cerna. Peritonitis sekunder merupakan kejadian yang umum pada pasien bedah kritis. Peritonitis tersier didefinisikan sebagai infeksi intraabdomen berulang atau persisten yang serius setelah pengendalian peritonitis sekunder yang awalnya tampak berhasil.[4,5,6]

Prevalensi jumlah sepsis intraabdominal yang ditemukan di enam rumah sakit tersier di Indonesia pada pertengahan tahun 2017 adalah sekitar 10%, dengan angka mortalitas 16,6%. Dokumentasi sepsis intraabdominal yang akurat masih menjadi kendala utama dalam menentukan prevalensi sepsis intraabdominal di Indonesia.

Referensi